Ar-Razi tidak hanya dikenal sebagai seorang kimiawan, ia juga memberikan kontribusi dalam penanganan penyakit cacar yang di mana kemunculan cacar tersebut ditandai oleh demam, rasa nyeri pada punggung, timbul rasa gatal pada hidung dan terjadi mimpi buruk ketika tidur.
Penyakit ini menjadi semakin parah apabila terjadi gatal pada semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata.
Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah dengan mencegah kontak langsung kepada penderita agar tidak terjadi epidemi. Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas bahwa kedua penyakit ini merupakan dua wabah yang berbeda disertai dengan penjelasan yang mendalam. Dalam buku ini, ar-Razi menerangkannya sesuai pengamatan klinis yaitu sejalan dengan prinsip Hipprokrates.
Tak hanya itu, ar-Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang mengaitkan antara alergi dengan imunologi sehingga terjadi penyakit asma. Penyakit rhinitis atau alergi akan timbul ketika manusia misalnya sehabis mencium bunga mawar.
Dia juga merupakan orang pertama yang menemukan bahwa jika kita sedang terinfeksi suatu penyakit tertentu maka demam adalah salah satu bentuk mekanisme tubuh yang dilakukan untuk melindungi diri.