Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota Chinguetti di Mauritania
kota Chinguetti di Mauritania (commons.wikimedia.org/Mohamed Natti)

Intinya sih...

  • Kota Chinguetti nyaris tertelan pasir setiap tahun

  • Arsitektur kota tua dibangun tanpa semen

  • Pusat ziarah kelima dunia dalam tradisi Islam Sahara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Chinguetti kota kecil di tengah Sahara Mauritania, menyimpan sejarah yang jauh lebih besar dari luasnya. Di balik dinding pasir dan bangunan batu yang tampak sederhana, kota ini menyimpan ribuan manuskrip kuno berusia ratusan tahun. Banyak yang menyebutnya sebagai salah satu harta karun gurun yang masih hidup hingga kini.

Sebagai kota karavan pada abad ke-13, Chinguetti pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan perdagangan. Para ulama, astronom, ahli hukum, dan pedagang singgah membawa gagasan serta teks-teks berharga. Yuk, kita telusuri 5 fakta menarik kota Chinguetti ini!

1. Kota ini nyaris tertelan pasir setiap tahun

kota Chinguetti di Mauritania (whc.unesco.org/Jean-Jacques Gelbart)

Chinguetti berada di wilayah yang dikepung bukit pasir bergerak, sehingga ancaman tertimbun gurun selalu membayangi. Angin kencang Sahara mampu memindahkan pasir hingga menutupi pintu-pintu rumah tua dan jalan setapak dalam semalam. Warga melakukan pembersihan rutin untuk menjaga bangunan bersejarah tetap terlihat.

Dilansir Al Jazeera, ancaman desertifikasi membuat beberapa struktur di kota tua menjadi rentan. Upaya konservasi dilakukan warga dan pemerintah, meski sumber daya terbatas. Kota ini terus berjuang agar tidak hilang ditelan gurun.

2. Arsitektur kota tua dibangun tanpa semen

bangunan kota tua di Chinguetti (commons.wikimedia.org/LBM1948)

Bangunan tradisional di Chinguetti dibuat dari batu pasir yang disusun rapat tanpa semen. Britannica menyebutkan bahwa teknik ini membuat dinding tampak kokoh sekaligus menyatu dengan warna gurun yang mengelilinginya. Pintu-pintu kayu palm memberikan karakter khas yang tidak ditemukan di kota lain.

Arsitektur sederhana ini dirancang untuk bertahan terhadap panas ekstrem dan angin gurun. Meskipun tidak menggunakan bahan modern, bangunan-bangunan tua ini tetap berdiri selama berabad-abad. Keunikannya menjadi alasan UNESCO menetapkan Chinguetti sebagai Situs Warisan Dunia.

3. Pusat ziarah kelima dunia dalam tradisi islam sahara

kota Chinguetti di Mauritania (whc.unesco.org/Jean-Jacques Gelbart)

Pada masa kejayaannya, Chinguetti dianggap sebagai pusat spiritual penting bagi komunitas Muslim Sahara. Dilansir Atlas Obscura, banyak peziarah menjadikannya Mekah kelima karena perannya dalam pendidikan Islam dan keberadaan banyak ulama. Masjid kunonya menjadi simbol penting bagi para musafir gunung.

Peran kota ini sebagai tempat belajar membuatnya menjadi tujuan banyak pengembara yang mencari ilmu. Tradisi tersebut masih hidup melalui cerita keluarga dan perpustakaan kuno yang disimpan turun-temurun. Identitas religius Chinguetti tetap bertahan hingga sekarang.

4. Pustaka keluarga menyimpan manuskrip berusia lebih dari 900 tahun

perpustakaan tua di Chinguetti (commons.wikimedia.org/Elmoustapha ivekou)

Banyak keluarga di Chinguetti mewarisi perpustakaan pribadi yang menyimpan manuskrip tentang astronomi, hukum Islam, matematika, hingga kedokteran. Dilansir Arab News, beberapa naskah ditulis dengan tinta alami di atas kulit kertas tua yang dipertahankan dengan teknik tradisional. Koleksi ini mencerminkan luasnya pengetahuan era perdagangan Sahara.

Buku-buku itu dijaga dalam kotak kayu atau ruangan sederhana tanpa teknologi modern. Meski rapuh, manuskrip tersebut tetap terbaca dan menjadi bukti kecerdasan masyarakat Sahara masa lalu. Setiap perpustakaan keluarga memiliki ciri khas dan sejarahnya masing-masing.

5. Manuskripnya sangat langka dan terancam punah

manuskrip tua di perpustakaan Chinguetti (commons.wikimedia.org/Ji-Elle)

Chinguetti menyimpan ribuan manuskrip, tetapi jumlahnya terus menurun karena kondisi cuaca ekstrem dan perawatan yang terbatas. Banyak ekspedisi ilmiah mencatat bahwa sebagian naskah telah hilang, rusak, atau sulit diidentifikasi. Kelangkaan koleksi membuat Chinguetti dianggap sebagai salah satu brankas naskah kuno paling rapuh di dunia.

Tak semua perpustakaan terbuka untuk umum karena takut kerusakan atau pencurian. Beberapa keluarga menyimpan manuskrip dalam ruang kecil untuk menjaga keasliannya. Para peneliti menyebut bahwa konservasi kota ini sangat mendesak agar koleksinya tidak hilang selamanya.

Chinguetti bukan hanya kota kecil di tengah Sahara, ia adalah jejak sejarah yang menolak hilang. Dari manuskrip kuno hingga ancaman gurun, setiap sudutnya menyimpan kisah ketahanan peradaban. Semoga upaya pelestarian terus berjalan agar warisan ini tetap hidup untuk generasi berikutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team