Nietzsche bukanlah seorang antisemit. Sebaliknya, ia justru menjadi orang yang paling menentang antisemitisme. Rasa jijiknya terhadap antisemit diekspresikan dalam salah satu suratnya di tahun 1989 yang berbunyi: "Saya dapat menembak mati semua antisemit."
Jadi, bagaimana miskonsepsi ini bisa tercipta? Singkat cerita, semuanya dimulai oleh adik perempuan Nietzsche, Elisabeth Förster-Nietzsche (foto di atas). Sepanjang hidupnya, Elisabeth dikenal karena memiliki pandangan antisemit dan fasis. Nietzsche sendiri terus menentang pandangan antisemitik adiknya sepanjang hidupnya.
Namun, setelah kondisi mental Nietzsche semakin memburuk pada tahun 1889, Elisabeth mengambil semua karya Nietzsche, di mana pada saat itu pemikirannya mulai dikenal di seluruh Eropa. Setelah Nietzsche meninggal, Elisabeth mengkhianati kakaknya dengan mengedit ulang tulisannya agar sesuai dengan agenda politiknya.
Kemudian pada tahun 1930, Elisabeth bergabung dengan Partai Nazi. Melalui manipulasi yang cermat, ia menggunakan prestise Nietzsche untuk mempromosikan ideologi Nazi di seantero Jerman. Sebagaimana tercatat dalam Encyclopædia Britannica, diketahui kalau Adolf Hitler menghadiri pemakaman Elisabeth pada tahun 1935.
Sejujurnya, para sayap kanan yang radikal tidak akan pernah menemukan esensi ultranasionalisme di dalam karya Nietzsche — jika mereka membacanya dengan cermat. Namun, beberapa ungkapannya yang paling populer seperti "kehendak untuk berkuasa," "si pirang," atau "Übermensch" (manusia super) memang sangat rawan untuk disalahgunakan.
Tidak ada satu pun konsep rasial di dalam karya Nietzsche. Mereka hanyalah alegoris untuk sifat manusia pada umumnya, tetapi sering disalahgunakan oleh mereka yang tidak memahami filosofi Nietzsche.
Citra Nietzsche dihancurkan oleh para penganut Nazisme, rasisme, fasisme, dan antisemitisme, di mana Reich Ketiga mengaplikasikan semua hal keji itu. Lebih buruk lagi, pandangan tersebut terlihat seperti visi buatan Nietzsche, walau pada kenyataannya adalah pemikiran yang telah dipelintir oleh adiknya sendiri.