seekor hiu sirip hitam yang sedang menghampiri penyelam (commons.wikimedia.org/Albert Kok)
Walaupun hiu sirip hitam memegang predikat sebagai spesies hiu yang paling umum ditemukan di pesisir pantai, sebenarnya status konservasi mereka tidak sebaik predikat tersebut. Dalam catatan IUCN Red List, hiu ini masuk dalam daftar rentan punah (Vulnerable) dengan tren populasi yang cenderung menurun. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi status hiu sirip hitam ini.
Dilansir Florida Museum, hiu sirip hitam ditargetkan sebagai hiu komersil demi dimanfaatkan daging, sirip, dan kulit. Selain itu, mengingat kebiasaan untuk mengikuti kapal nelayan, tak jarang justru mereka lah yang terjerat jaring penangkap ikan. Faktor lain yang tak kalah berpengaruh adalah kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Terumbu karang yang jadi salah satu habitat favori hiu sirip hitam karena memiliki banyak jenis mangsa perlahan menghilang sehingga si hiu kehilangan makanan pula.
Upaya untuk konservasi hiu ini tentu sudah dilakukan secara intensif. Namun, ada sedikit hambatan yang berasal dari temperamen hiu sirip hitam. Mereka dikenal punya sifat yang penasaran dan sering menghampiri penyelam yang sedang menjelajah di terumbu karang. Kalau kondisi karang sedang kosong dan hiu ini tidak diprovokasi dengan menunjukkan makanan, maka penyelam relatif aman.
Akan tetapi, kondisi berubah kalau hiu sirip hitam sedang ada dalam mode mencari makan. Sejak 2008, tercatat ada 28 serangan tanpa provokasi yang dilakukan hiu sirip hitam karena penyelam kebetulan berada di lokasi yang dekat dengan spot makan hiu ini. Selain itu, ada pula 13 serangan lain yang berasal dari provokasi si penyelam. Memang, serangan-serangan itu kebanyakan hanya menimbulkan luka ringan. Meskipun begitu, hal itu sudah cukup untuk membuat reputasi hiu sirip hitam menjadi cukup buruk di kalangan penyelam.