Iguana jambul fiji (commons.wikimedia.org/SeanMack)
Ancaman terbesar dari iguana jambul fiji adalah hilangnya habitat akibat kebakaran, badai, pembangunan lahan pertanian dan persaingan terhadap kambing liar yang digembalakan di habitat iguana.
Kambing tersebut masuk ke Yadua Taba pada 1972. Kehadiran pohon Lamtoro juga mengancam regenerasi pohon makanan asli iguana. Iguana tersebut juga diburu sebagai sumber makanan hasil perdagangan hewan illegal.
Sebuah upaya dinamakan “rencana aksi spesies” sedang dijalankan dengan fokus pada perlindungan dari restorasi habitat, pengendalian predator invansif, peningkatan praktek kehutanan dan pertanian serta pendidikan dan penjangkauan kepada masyarakat lokal.
Berkat penebangan kambing, luas hutan jadi meningkat yang berarti lebih banyak sumber daya iguana untuk hidup di lingkungan lebih luas. Alhasil program pemulihan ini berhasil di pulau Yadua Taba dan menjadikan iguana jambul fiji sebagai simbol konservasi keanekaragaman hayati Fiji.
Jelasnya, jumlah iguana jambul fiji sekitar 12.000 ekor, sedangkan 1.000 lainnya terletak di pulau-pulau lain di Fiji. Jelasnya, iguana jambul fiji terdaftar di IUCN sebagai terancam punah.
Nama iguana ini di Fiji adalah vokai. Meskipun beberapa suku di sana menyebutnya sebagai saumuri. Dua suku di sana pun tidak memperbolehkan namanya disebut di hadapan wanita. Kalau dilakukan, pelakunya akan dipukuli dengan tongkat. Mayoritas penduduk Fiji takut dengan iguana ini karena perilakunya ketika terancam.