ikan batak spesies Neolissochilus thienemanni (dok. pribadi/Fria Sumitro)
Seperti yang disinggung pada bagian sebelumnya, saat ini, ikan jurung semakin sulit ditemukan di pasaran. Daftar Merah IUCN mencatat, terkhusus Neolissochilus thienemanni, spesies tersebut termasuk ke dalam kategori Vulnerable atau terancam punah.
Populasinya yang kian berkurang di alam liar dipicu oleh penangkapan secara berlebihan, kerusakan habitat akibat penggundulan hutan, pencemaran air oleh aktivitas pertanian, dan keberadaan keramba apung.
Belum lagi tingkat pertumbuhannya yang tergolong lambat. Untuk sekadar mencapai ukuran ikan konsumsi, butuh waktu sekitar 1 tahun. Di habitat aslinya, ikan batak mampu tumbuh lebih dari 1 meter dengan berat melebihi 30 kg. Namun, menurut laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, ihan dengan ukuran tersebut sudah hidup selama belasan hingga puluhan tahun.
Sayangnya, masyarakat pun belum ada yang membudidayakan ikan batak. Novita (2020) berpendapat, domestikasi Tor soro dan spesies ikan batak lainnya perlu segera dilakukan. Hal ini mengingat ikan tersebut juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Harganya berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah per kilo.
Kamu sudah baca sejumlah informasi mengenai ikan batak. Sayang banget populasinya semakin berkurang di alam, ya? Mari berharap domestikasinya segera dilakukan supaya ihan tetap bisa eksis sampai generasi-generasi berikutnya.