Ikan snipe duri panjang (commons.wikimedia.org/Eridan Xharahi)
Dalam proses reproduksinya, ikan snipe duri panjang bersifat ovipar dan telur yang dihasilkan berkembang serta menetas pada luar tubuh induknya. Biasanya reproduksi terjadi sekitar bulan Januari dan Februari. Telur yang dihasilkan bersifat pelagis yang hanyut di lautan terbuka dan induk tidak merawat telur-telurnya, melansir Britannica.
Saat musim kawin tiba, ikan jantan akan berubah warna untuk menarik perhatian ikan betina. Ikan jangan akan berperilaku agresif saat musim kawin tiba terutama dengan ikan jantan saingannya. Dilansir iNaturalist, dalam perilaku tersebut satu jantan berenang dengan cepat ke arah lawannya. Biasanya dengan posisi membalikkan punggung ke arah ikan lain, lalu menyerang dengan duri punggung yang terangkat. Ikan penyerang akan berenang menjauh untuk mendapatkan jarak, untuk mendapatkan serangan dengan kecepatan yang lebih baik. Sedangkan ikan yang diserang dalam posisi kepala di bawah dan bisa menggulung tubuh untuk meminimalkan paparan dari serangan lawan.
Ikan jantan yang telah bertemu dengan pasangannya yaitu ikan betina akan mulai perkawinan di dekat dasar pada waktu sore hari. Ikan jantan akan berenang sejajar mengikuti betina dalam posisi kepalanya di bawah. Ketika ikan jantan cukup dekat, maka ikan betina akan menegakkan duri punggung. Lalu ikan jantan akan mengikuti gerakan ikan betina dan mengubah posisinya dari sisi ke sisi lain. Ikan jantan akan membengkokkan tangkai ekor perlahan ke arah betina dalam sudut 90 derajat. Sedangkan ikan betina menggerakkan perutnya ke arah ikan jantan. Kemudian kedua ikan akan bergabung menjadi satu melalui tangkai ekor.
Kedua ikan akan bersama naik ke permukaan, dimana papila genital betina memanjang dan menyentuh papila genital ikan jantan. Hal ini terjadi berulang kali selama proses perkawinan dan telur akan diproduksi serta dibuahi. Lalu ikan akan terpisah setelah mencapai permukaan dan kembali ke arah dasar perairan.