Lorenzo D. Stafford dan Ashleigh Whittle dari Departemen Psikologi Universitas Portsmouth di Inggris, pada tahun 2015 memublikasikan sebuah penelitian yang memperlihatkan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) jauh lebih sensitif terhadap aroma makanan daripada orang yang lebih kurus.
Penelitian Stafford dan Whittel mengikutsertakan 40 mahasiswa sebagai koresponden. Para mahasiswa tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok, yakni obesitas dan non-obesitas. Semua koresponden yang dikutsertakan dalam kondisi sehat secara fisik, bukan perokok, dan tidak sedang malakukan program penurunan berat badan.
Para peneliti meminta mahasiswa untuk mencium aroma cokelat, dan meminta mereka untuk menilai seberapa kuat aroma itu, serta menilai seberapa menyenangkannya ketika mereka menemukan aromanya.
Cokelat tersebut kemudian ‘diencerkan’ sampai dengan konsentrasi terendah, lalu peneliti meminta mahasiswa untuk mengidentifikasi aroma cokelat yang masih bisa mereka cium.
Tim peneliti kemudian menganalisis data untuk menentukan hubungan antara indra penciuman dengan berat badan. Hasilnya, mereka menemukan bahwa orang dengan obesitas memiliki kemampuan lebih baik dalam mendeteksi aroma cokelat dibandingkan dengan kelompok non-obesitas.
Selain itu, kelompok obesitas juga punya penilaian tingkat kesenangan lebih tinggi ketika mencium aroma cokelat dibanding kelompok non-obesitas.