Sebenarnya, hingga sampai saat ini pun, pelaku di balik Jack the Ripper masih samar dan misterius. Namun, beberapa ahli forensik modern sudah mulai dapat meraba dengan pasti dan menyatakan bahwa mereka mendapatkan satu pelaku tunggal, seperti ditulis dalam Science Mag.
Pada 2014 lalu, sebuah tes genetika yang dilakukan dengan peralatan canggih menyimpulkan bahwa Aaron Kosminski, seorang tukang cukur yang berasal dari Polandia, adalah pelaku tunggal dengan kepastian 99 persen.
Penyelidikan DNA dilakukan pada sebuah kain selendang milik korban dengan adanya sedikit noda darah dan bercak air mani pria. Tidak mudah menemukan hasil akurat karena kain tersebut sudah sangat kuno dan jejak-jejak forensik di dalamnya juga sangat kabur. Namun, dengan teknologi analisis DNA mitokondria, didapatkan sebuah petunjuk terang benderang.
Ya, hasil tes tersebut mengarah pada DNA keturunan Aaron Kosminski yang masih hidup. Jejak sperma di selendang korban tersebut identik dengan keturunan Kosminski secara genetik. Dulunya, Aaron Kosminski memang pernah dimasukkan sebagai salah satu tersangka utama, namun polisi tidak menahannya karena tidak cukup bukti.
Namun, lagi-lagi, sampai saat ini kasus tersebut juga masih misterius. Ada ahli DNA lain berpendapat bahwa tes sperma dengan metode DNA mitokondria tidak akan menentukan siapa pelakunya karena pengujian tersebut justru akan bias dan membawa petunjuk pada ribuan laki-laki di London di sekitar tempat kejadian perkara.
Kosminski juga ternyata pernah dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena menderita kelainan mental yang parah. Ia akhirnya meninggal pada 1919 di rumah sakit jiwa tersebut. Kosminski didiagnosis memiliki gangguan mental berupa penyiksaan diri yang terobsesi dengan gairah seksual menyimpang.
Itulah beberapa fakta tentang Jack the Ripper, seorang pembunuh berantai yang sangat misterius hingga kini. Bagaimana menurutmu? Apakah kasus-kasus pembunuhan berantai tersebut memang sudah terpecahkan?