5 Fakta Kijang Muncak, Punya Kepala yang Unik

Kijang muncak atau muntjac (Muntiacus muntjak) bisa dikatakan sebagai salah satu spesies rusa dengan penampilan paling unik. Bagaimana tidak? Kepala mereka memiliki sepasang tanduk kecil sepanjang 10 cm yang sangat runcing dan memiliki tonjolan tulang pada pangkal tanduk mereka. Tak sampai di situ, di dekat mata mereka terdapat semacam lubang yang dapat dibuka dan ditutup layaknya katup, dimana hal ini mungkin akan membuat beberapa orang akan bergidik ngeri.
Secara ukuran, kijang muncak termasuk spesies rusa berukuran kecil. Panjang tubuh mereka berkisar 89—135 cm dengan bobot 16—34 kg. Untuk rambut, rusa ini memiliki rambut yang pendek, tapi padat. Warna rambut tersebut bervariasi, tergantung pada musim. Misalnya saja, rambut mereka dapat berwarna cokelat tua, cokelat kekuningan, dan abu-abu kecokelatan. Di beberapa bagian, ada pula garis berwarna putih, sementara rambut area kepala cenderung berwarna agak gelap.
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan berkenalan dengan kijang muncak yang punya ciri fisik unik ini. Deskripsi di atas saja sebenarnya belum menyebutkan hal menarik lain dari area kepala rusa yang satu ini, lho. Kira-kira apa lagi keunikan yang dimiliki kijang muncak, ya? Yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit
Secara persebaran, kijang muncak ternyata tersebar dalam wilayah yang relatif luas. Mereka dapat ditemukan mulai dari kawasan Asia Selatan hingga Asia Tenggara. Artinya, negara-negara seperti Pakistan, India, Nepal, China bagian selatan, dan seluruh negara di Asia Tenggara (kecuali Filipina dan Timor Leste) menjadi rumah bagi rusa yang satu ini.
Dilansir Animal Diversity, pilihan habitat utama bagi kijang muncak berupa hutan hujan dengan vegetasi yang lebat. Namun, mereka juga dapat hidup di area pegunungan, hutan monsun, hingga padang rumput, selama area-area tersebut dekat dengan sumber air. Sementara untuk urusan makanan, rusa ini tergolong omnivor.
Kijang muncak dapat mengonsumsi berbagai jenis tanaman, buah-buahan, akar, biji-bijian, telur burung, hingga mamalia berukuran kecil. Waktu mencari makan bagi rusa ini terbilang fleksibel. Di beberapa tempat, mereka menujukkan perilaku nokturnal atau beraktivitas pada malam hari, sementara di tempat lain justru mereka menjadi hewan diurnal atau beraktivitas pada siang hari.
2. Berbagai bagian unik di kepala mereka dan fungsinya
Ingat lubang di area mata yang bisa terbuka atau tertutup layaknya katup dari kijang muncak? Tidak, lubang tersebut bukan bagian hidung dari rusa tersebut. Namun, ada satu fungsi penting dari lubang yang disebut kelenjar preorbital ini yang masih terkait dengan indera penciuman.
Dilansir Discover Wildlife, kelenjar preorbital milik kijang muncak dapat mengeluarkan semacam kelenjar dengan aroma yang khas. Kelenjar itu dimanfaatkan kijang muncak untuk menandai wilayah mereka ataupun menarik perhatian lawan jenis. Menariknya, baik jantan ataupun betina memiliki kelenjar preorbital ini dengan tujuan yang sama. Namun, ukuran kelenjar preorbital milik jantan lebih besar dari betina.
Saat hendak menandai sesuatu, semisal batang pohon, dengan kelenjar preorbital, kijang muncak akan menggesek-gesekkan lubang tersebut ke tempat yang diinginkan. Terkadang, rusa ini akan menjilat kelenjar preorbital milik mereka sendiri. Hal tersebut diduga supaya kijang muncak dapat mengenali aroma dari kelenjar yang mereka keluarkan sendiri.
Tak cukup sampai di situ, kijang muncak juga menjadi salah satu spesies rusa yang memiliki gigi taring panjang di rahang mereka. Sama seperti kelenjar preorbital, taring milik jantan lebih panjang ketimbang betina. Nah, taring ini memiliki beragam fungsi bagi rusa yang satu ini. Bagi jantan, gigi taring akan digunakan untuk bertarung dengan sesama ketika hendak memperebutkan pasangan atau wilayah.
Sementara itu, fungsi yang lebih umum dari gigi taring milik kijang muncak ini lebih ke arah alat pertahanan diri. Mereka dapat menggigit pengganggu sembari menerjang dengan tanduk tajam mereka. Fungsi lain yang mungkin terdengar aneh ialah pemanfaatan gigi taring kijang muncak untuk memburu mangsa. Ingat, kan, kalau salah satu makanan utama rusa ini adalah mamalia kecil? Nah, untuk menghabisi mangsa mereka tersebut, kijang muncak akan menggigit layaknya predator sejati yang memburu mangsa.
Belum selesai sampai di situ! Keistimewaan lain dari kijang muncak adalah suara mereka. Rusa ini dikenal dapat mengeluarkan suara seperti gonggongan anjing yang sangat keras. Suara tersebut berfungsi untuk memperingatkan rusa lain ketika mereka mendeteksi keberadaan predator di sekitar. Hebatnya, kijang muncak dapat menggonggong hingga satu jam lamanya, lho. Ini bertujuan supaya predator merasa tidak nyaman dan segera pergi menjauh.
3. Hidup menyendiri
Meski memiliki suara "alarm" untuk memperingatkan sesama, sebenarnya kijang muncak lebih tergolong sebagai hewan soliter. Dilansir Animal Diversity, baik jantan maupun betina memiliki batas wilayah yang jelas, meski terkadang akan tumpang tindih pada momen tertentu. Sebenarnya kijang muncak juga cukup toleran terhadap individu lain yang masuk ke wilayah mereka.
Akan tetapi, kondisi berubah saat sesama jantan dewasa bertemu. Mereka tak segan untuk bertarung hingga terluka parah demi memperoleh wilayah sendiri. Di sisi lain, betina terkadang kedapatan membentuk kelompok sementara yang terdiri atas 4—5 individu saja. Kelompok ini biasanya adalah anak si betina yang belum dewasa. Saat anak si betina sudah menginjak usia 6 bulan, barulah si betina akan "mengusir" anak mereka untuk mencari wilayah sendiri.
4. Sistem reproduksi
Tidak ada patokan musim kawin bagi kijang muncak. Mereka dapat kawin sepanjang tahun, tetapi betina hanya akan menjalani satu hingga dua kali masa kehamilan saja dalam kurun waktu satu tahun. Hal ini disebabkan karena kijang muncak betina tergolong sebagai hewan poliestrus sehingga siklus estrus yang akan dijalani mereka dapat lebih dari satu kali dalam setahun. Sebagai catatan, estrus berarti suatu siklus ketika betina siap bereproduksi dengan jantan di sekitar.
Woodland Trust melansir kalau masa kehamilan bagi kijang muncak berlangsung sekitar 210 hari. Jumlah anak yang dapat dilahirkan betina sekitar 1—2 individu yang akan disusui selama 8 minggu. Setelah disapih, anak kijang muncak akan mengikuti induk mereka, setidaknya hingga berusia enam bulan. Kemudian, untuk mencapai kematangan seksual, rusa yang satu ini sudah dapat bereproduksi ketika menginjak usia satu tahun untuk jantan dan 7—9 bulan untuk betina.
5. Status konservasi
Merujuk pada catatan IUCN Red List, kijang muncak saat ini masih masuk dalam kategori hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern). Namun, tren populasi mereka menunjukkan adanya penurunan. Ada beberapa masalah yang dihadapi rusa ini sehingga populasi mereka perlahan mulai berkurang di alam.
Dilansir Animalia, daging dan kulit kijang muncak cukup digemari masyarakat setempat sehingga tak jarang mereka diburu untuk dikonsumsi. Kalaupun bukan untuk dikonsumsi, rusa ini tetap saja diburu dengan alasan dianggap sebagai hama pertanian ataupun sebagai hewan untuk kompetisi menembak. Alasan klasik penyebab penurunan populasi hewan di seluruh dunia pun juga dialami kijang muncak, yaitu kerusakan habitat akibat aktivitas manusia.
Oh iya, dalam bahasa Inggris sendiri, rusa yang satu ini sudah beberapa kali berganti nama. Saat ini, mereka disebut dengan nama muntjac atau southern red muntjac. Dulunya, kijang muncak juga disebut dengan nama indian muntjac atau common muntjac. Dari sederet fakta menarik kijang muncak di atas, kira-kira mana yang paling menakjubkan menurutmu, nih?