Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
qz.com

Zimbabwe merupakan sebuah negara yang terletak Benua Afrika bagian selatan. Negara ini berbatasan langsung dengan Afrika Selatan, Bostwana, Zambia, dan Mozambik. Tak banyak orang tahu bahwa negara ini sedang mengalami krisis ekonomi berupa hiperinflasi.

Hiperinflasi adalah situasi ketika inflasi sudah tak dapat dikendalikan atau kenaikan harga tidak dapat dikontrol. Dilansir data dari Trading Economics, inflasi di negara tersebut rata-rata sekitar 400-800% setiap bulannya. Hal ini membuat mata uang di negara tersebut kurang bernilai.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa negara Zimbabwe mengalami hiperinflasi saat ini. Berikut 5 fakta krisis ekonomi hiperinflasi yang dialami oleh negara Zimbabwe. 

1. Hiperinflasi dimulai pada tahun 2008 dan tak kunjung usai hingga saat ini

blackpast.org

Sebenarnya krisis ekonomi hiperinflasi yang sedang dialami oleh negara Zimbabwe sudah dialami mereka cukup lama. Krisis tersebut dimulai sejak tahun 2008, yang mana pemerintah setempat membutuhkan uang yang sangat banyak untuk berbagai keperluan.

Pada tahun 1998, Pemerintah Zimbabwe memerlukan pembiayaan untuk perang di Republik Demokratik Kongo. Bagi yang belum tahu, ZImbabwe sendiri berada di kubu pemerintah Republik Demokratik Kongo yang harus menghadapi konflik dengan aliansi dari beberapa kelompok seperti RCD, RCD-Goma, dan Banyamulenge.

Perang tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar dari negara-negara pendukung pemerintah Republik Demokratik Kongo. Dampak dari perang tersebut diperparah dengan situasi ekonomi Zimbabwe yang memburuk seperti utang nasional yang semakin meningkat, penurunan ekspor, dan penurunan pertumbuhan ekonomi. Alhasil, hiperinflasi menjadi tak terkedali pada tahun 2008.

2. Pada tahun 2008, hiperinflasi di Zimbabwe sempat mencapai 231 juta persen

Editorial Team

Tonton lebih seru di