Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Kota Cagliari, Italia
potret Kota Cagliari, Italia (unsplash.com/Laura Lugaresi)

Intinya sih...

  • Sejarah panjang kota Cagliari yang terekam di setiap sudutnya, menjadi saksi perjalanan berbagai peradaban besar dunia.

  • Pantai-pantai eksotis dengan air laut sebening kristal, salah satunya Poetto Beach yang membentang sepanjang 8 kilometer.

  • Kuliner laut yang menggoda selera, seperti spaghetti ai ricci di mare dan bottarga di muggine.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota Cagliari di Italia bukan sekadar pelabuhan biasa yang disinggahi kapal pesiar dari berbagai penjuru dunia. Di balik aroma laut dan hembusan angin Mediterania, Cagliari menyimpan kehangatan khas Italia Selatan yang memikat siapa pun yang datang. Kota ini adalah ibu kota Sardinia, sebuah pulau besar yang terletak di Laut Tyrrhenian, dan terkenal dengan lanskap perbukitan, pantai pasir putih, serta suasana santai yang membuat siapa pun betah berlama-lama.

Namun, Cagliari bukan cuma tentang keindahan alamnya. Kota ini adalah perpaduan harmonis antara sejarah panjang, budaya yang hidup, dan gaya hidup pesisir yang menggoda. Setiap sudutnya punya kisah, dari benteng kuno di atas bukit sampai kafe-kafe kecil di tepi pelabuhan yang penuh tawa warga lokal. Kalau diselami lebih dalam, Cagliari adalah cerminan jiwa Mediterania yang hangat, romantis, dan apa adanya.

1. Sejarah panjang yang terekam di setiap sudut kota

potret Kota Cagliari, Italia (unsplash.com/Roman Kraft)

Cagliari sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu dan menjadi saksi perjalanan berbagai peradaban besar dunia. Mulai dari bangsa Fenisia, Romawi, hingga Spanyol, semuanya pernah meninggalkan jejak di sini. Itulah sebabnya arsitektur kota ini tampak seperti museum terbuka, dengan bangunan kuno bergaya campuran yang tetap berdiri megah di tengah kehidupan modern.

Kawasan Castello, misalnya, adalah titik tertinggi kota yang dulu menjadi benteng pertahanan. Dari atas sini, pemandangan laut membentang luas, sementara jalan-jalan batu yang berkelok membawa nuansa klasik yang menenangkan. Menyusuri Cagliari terasa seperti berjalan di antara bab-bab sejarah yang masih hidup, bukan sekadar melihat sisa-sisa masa lalu.

2. Pantai-pantai eksotis dengan air laut sebening kristal

potret Pantai Poetto, Cagliari, Italia (unsplash.com/Chloe Frost-Smith)

Cagliari terkenal dengan pantainya yang menawan, bahkan beberapa di antaranya bisa dijangkau hanya dalam beberapa menit dari pusat kota. Poetto Beach adalah salah satu pantai paling ikonik di Sardinia, membentang sepanjang 8 kilometer dengan pasir putih lembut dan air laut sebening kaca. Di pagi hari, suasananya tenang dan cocok untuk menikmati matahari terbit dengan segelas espresso di tangan.

Sementara di sore hari, pantai ini berubah menjadi tempat nongkrong favorit warga lokal. Musik, gelak tawa, dan aroma seafood segar berpadu menciptakan suasana khas Mediterania yang sulit ditolak. Rasanya seperti berada di film Italia yang romantis, dengan pemandangan laut biru yang membius dan ritme hidup yang berjalan tanpa terburu-buru.

3. Kuliner laut yang menggoda selera

potret spaghetti ai ricci di mare (commons.wikimedia.org/Civa61)

Sebagai kota pelabuhan, Cagliari punya hubungan yang sangat dekat dengan laut, termasuk dalam hal makanan. Menu andalannya tentu saja berbagai olahan seafood segar, mulai dari udang, cumi, hingga ikan laut khas Sardinia yang diolah dengan cara tradisional. Salah satu hidangan paling terkenal adalah spaghetti ai ricci di mare, pasta dengan saus landak laut yang punya cita rasa gurih dan lembut.

Selain itu, jangan lewatkan bottarga di muggine, irisan telur ikan kering yang biasanya disajikan di atas pasta atau bruschetta. Masyarakat lokal menyebutnya “emas Cagliari” karena rasanya yang kaya dan teksturnya yang khas. Setiap gigitan membawa rasa laut yang kuat, sekaligus kehangatan budaya pesisir yang begitu hidup.

4. Budaya lokal yang penuh warna dan kehangatan

potret Festa di Sant'Efisio, Cagliari, Italia (commons.wikimedia.org/Rene Cortin)

Cagliari punya jiwa yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, hangat, santai, dan penuh kehidupan. Warga kotanya dikenal ramah dan terbuka terhadap siapa pun yang datang, seolah semua orang adalah teman lama yang kembali pulang. Jalan-jalan di pusat kota selalu dipenuhi suara musik, aroma kopi, dan percakapan santai di bawah sinar matahari yang lembut.

Festival dan perayaan juga menjadi bagian penting dari kehidupan di Cagliari. Salah satu yang paling terkenal adalah Festa di Sant'Efisio, prosesi keagamaan yang sudah berlangsung sejak abad ke-17. Ribuan orang berparade mengenakan pakaian tradisional, membawa bunga, dan menari di jalanan, sebuah perayaan yang menunjukkan betapa dalamnya hubungan warga Cagliari dengan sejarah dan keyakinan mereka.

5. Pemandangan kota dari bukit yang menakjubkan

potret Kota Cagliari, Italia (unsplash.com/James Butterly)

Cagliari dibangun di atas tujuh bukit, memberikan panorama yang luar biasa dari berbagai sudut. Setiap bukit punya pesonanya sendiri, tapi yang paling populer tentu Bastione di Saint Remy. Dari sini, pemandangan laut, atap-atap rumah berwarna pastel, dan langit senja yang oranye keemasan berpadu menjadi satu kesempurnaan yang sulit dilupakan.

Banyak orang datang ke Bastione hanya untuk duduk sambil menikmati angin laut dan suasana sore yang tenang. Begitu matahari tenggelam, lampu-lampu kota mulai menyala dan Cagliari berubah menjadi lautan cahaya yang romantis. Di momen itu, semua yang melihatnya pasti mengerti kenapa kota ini disebut punya jiwa Mediterania sejati.

Cagliari bukan cuma tempat yang indah di peta, tapi juga pengalaman hidup yang membekas di hati. Setiap jalannya membawa cerita, setiap angin lautnya membawa ketenangan, dan setiap orang yang ditemui selalu punya senyum yang tulus. Kota ini adalah perpaduan sempurna antara sejarah, alam, dan gaya hidup yang penuh pesona.

Kalau suatu hari punya kesempatan untuk berkunjung, sempatkan waktu untuk benar-benar menikmati ritme hidup Cagliari yang tenang dan hangat. Karena di kota ini, waktu berjalan lebih lambat, dan setiap detiknya terasa berharga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team