Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kowloon Walled City
ilustrasi Kowloon Walled City (commons.wikimedia.org/Paul Rudolph)

Intinya sih...

  • Kowloon Walled City awalnya dibangun sebagai pusat militer oleh Dinasti Qing dan menjadi kota tanpa hukum karena minimnya pengawasan pemerintah.

  • Kowloon Walled City tercatat sebagai kota paling padat di dunia dengan lebih dari 50.000 penduduk, pembangunan tanpa aturan, dan minimnya infrastruktur dasar.

  • Kowloon Walled City dikuasai oleh geng Triad, memiliki sektor manufaktur yang berkembang, dan kini direlokasi menjadi taman dan situs arkeologi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hong Kong dikenal sebagai wilayah yang memikat wisatawan mancanegara berkat keindahan gedung-gedung pencakar langitnya. Namun, di balik gemerlap destinasi modern tersebut, tersimpan sebuah sisi kelam yang pernah menjadi bagian dari sejarahnya. Kowloon Walled City, atau Kota Bertembok Kowloon, merupakan kawasan unik yang dulunya terletak di Hong Kong. Nama ini berasal dari keberadaannya yang dikelilingi tembok lengkap dengan menara pengawas, gerbang, dan struktur pertahanan menyerupai benteng.

Pada tahun 1989, kawasan ini bahkan tercatat sebagai kota terpadat di dunia. Lebih dari itu, Kowloon Walled City juga dikenal sebagai wujud nyata sebuah wilayah tanpa hukum. Lalu, bagaimana kota ini bisa berkembang menjadi kawasan penuh kekacauan dan kriminalitas?

1. Pada awalnya dibangun sebagai pusat militer

Sebelum dikenal sebagai kota tanpa hukum, Kowloon Walled City awalnya merupakan pusat militer yang dibangun oleh Dinasti Qing. Fungsi utamanya untuk mengelola perdagangan garam sekaligus mempertahankan wilayah dari serangan bajak laut. Benteng ini menjadi simbol kekuatan sekaligus pos strategi bagi Tiongkok pada masa itu.

Dilansir National Geographic, pada tahun 1843, setelah berakhirnya Perang Opium Pertama, pasukan kolonial Inggris berhasil menguasai Hong Kong. Meskipun begitu, Kowloon Walled City tetap berada di bawah kendali Tiongkok. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama karena Inggris mulai mencurigai benteng tersebut digunakan sebagai basis perlawanan oleh Tiongkok. Kecurigaan tersebut membuat benteng ini diserang dan jatuh di bawah kendali Inggris pada akhir abad ke-19, .

Memasuki tahun 1947, banyak penghuni liar mulai menetap di kawasan ini. Upaya pengusiran yang dilakukan pemerintah kolonial Inggris tidak berhasil, akhirnya mereka memilih untuk mengabaikannya. Kekosongan pemerintahan dan ketiadaan aparat hukum membuat kejahatan berkembang pesat, menjadikan Kowloon Walled City sarang kriminalitas yang sulit dikendalikan.

2. Kota paling padat di dunia

ilustrasi Kowloon Walled City (commons.wikimedia.org/Ian Lambot)

Pada era 1980-an hingga awal 1990-an, Kowloon Walled City tercatat sebagai kawasan dengan kepadatan penduduk paling tinggi di dunia. Menurut laman HowStuffWorks, wilayah yang hanya memiliki luas sekitar 2,6 hektar ini dihuni lebih dari 50.000 orang. Di dalamnya berdiri sekitar 500 bangunan yang dibangun tanpa perencanaan, menjadikan kawasan ini sebagai kota terpadat di dunia pada masanya.

Ketiadaan aturan dan pengawasan membuat pembangunan berlangsung tanpa kendali. Gedung-gedung menjulang hingga 14 lantai dengan struktur yang saling menempel dan saling terhubung secara semrawut. Pemandangan tersebut menciptakan suasana seperti labirin gelap dan padat. Kondisi ini semamkin diperparah oleh minimnya infrastruktur dasar, seperti air bersih, sistem pembuangan sampah, hingga layanan kesehatan, yang menjadikan kawasan tersebut semakin kumuh dan kacau.

3. Memiliki reputasi sebagai kota tanpa hukum

ilustrasi struktur Kowloon Walled City (commons.wikimedia.org/Archangelselect)

Dikenal oleh penduduk setempat sebagai Hak Nam atau “Kota Kegelapan”, Kowloon Walled City memang layak menyandang reputasi suram tersebut. Status politiknya yang tidak jelas membuat kawasan ini berkembang hampir tanpa campur tangan pemerintah maupun aparat penegak hukum. Situasi tersebut menjadikan kota ini sebagai surga bagi kelompok kriminal. Bahkan, lembaga penegak hukum kerap enggan memasuki kawasan ini karena sulitnya menjaga ketertiban di tengah labirin bangunan padat dan semrawut.

Menurut penjelasan laman HowStuffWorks, kawasan ini dikuasai oleh geng Triad, sindikat kejahatan paling terkenal di Hong Kong. Mereka mengoperasikan berbagai bisnis ilegal, mulai dari perjudian, rumah opium, peredaran narkoba, hingga jaringan prostitusi. Kondisi tersebut membuat kehidupan penduduk di dalamnya penuh risiko dan bahaya. Situasi ini semakin memperkuat citra Kowloon Walled City sebagai kota tanpa hukum yang menakutkan.

4. Kehidupan di tengah kekacauan

ilustrasi Kowloon Walled City (commons.wikimedia.org/Ken OHYAMA)

Di balik reputasinya yang kelam, Kowloon Walled City juga menyimpan sisi lain yang jarang diketahui. Menurut laman the Oval Partnership, kawasan ini memiliki sektor manufaktur yang cukup berkembang, mulai dari produksi bola ikan, daging panggang, hingga boneka plastik. Jalan-jalan sempitnya dipenuhi kios yang menawarkan berbagai makanan lezat yang sulit ditemukan di tempat lain. Bahkan, dokter tanpa izin membuka praktik di samping kafe maupun rumah bordir. Karena peraturan dan perizinan tidak ditegakkan, mendirikan bisnis pun menjadi hal yang sangat mudah di kota ini.

Menariknya, atap-atap gedung sering dimanfaatkan sebagai ruang kehidupan tambahan. Area tersebut menjadi tempat untuk bersantai, mencuci pakaian, hingga area bermain anak-anak di antara deretan antena TV yang menjulang. Meski hidup dalam kondisi yang keras dan penuh keterbatasan, sebagian besar penduduknya justru menjalin hubungan erat dan saling membantu satu sama lain.

5. Kini, Kowloon Walled City direlokasi menjadi taman dan situs arkeologi

ilustrasi taman Kowloon Walled City (commons.wikimedia.org/CPJoseph)

Dilansir laman National Geographic, pada awal 1990-an Pemerintah Hong Kong secara resmi memutuskan untuk merobohkan Kowloon Walled City karena meningkatnya kekhawatiran terhadap keselamatan dan sanitasi. Proses pembongkaran dimulai pada tahun 1994 dan selesai di tahun yang sama. Keputusan ini menandai berakhirnya sejarah panjang kota tanpa hukum di kawasan ini.

Meskipun kota tersebut sudah tidak lagi berdiri, untuk mengenangnya Pemerintah Tiongkok membangun Taman Kowloon Walled City. Taman seluas 31.000 meter persegi ini yang dirancang menyerupai taman bergaya Jiangnan dari Dinasti Qing awal. Kawasan hijau ini memadukan arsitekstur tradisional dengan pavilium, area terbuka, serta beberapa peninggalan bersejarah dari kota lama. Kehadiran taman ini kini memberikan gambaran sekilas tentang masa lalu Kowloon Walled City.

Itulah beberapa fakta menarik tentang Kowloon Walled City, sebuah kawasan di Hong Kong yang pernah menyimpan kisah kelam dunia bawah tanah. Meski kini kota tersebut hanya tinggal kenangan, jejak sejarahnya tetap menjadi bagian penting yang menarik untuk dikenang, baik bagi Hong Kong maupun dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team