Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Singa Transvaal
Singa Transvaal (commons.wikimedia.org/David Knox)

Intinya sih...

  • Singa Transvaal adalah satu-satunya subspesies singa di Bumi yang membawa gen resesif untuk leucism, kondisi yang menghasilkan Singa Putih (White Lions).

  • Memiliki surai tergelap di dunia singa, dengan tinggi rata-rata 36–48 inches dan berat singa jantan dewasa berkisar antara 149 hingga 249 kilogram.

  • Singa Transvaal mendominasi populasi singa di seluruh Afrika bagian selatan, memiliki jangkauan habitat yang luas dan hidup dalam kelompok keluarga yang disebut prides.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Singa Transvaal adalah subspesies singa yang mendominasi Afrika bagian selatan, terutama di kawasan seperti Taman Nasional Kruger. Secara tradisional dikenal sebagai Panthera leo krugeri, banyak ahli taksonomi saat ini menggolongkannya dalam subspesies Panthera leo melanochaita, yang mencakup semua populasi singa di Afrika bagian selatan dan timur. Singa ini merupakan predator teratas yang memastikan keseimbangan ekosistem sabana tetap terjaga.

Subspesies ini menyimpan keunikan genetik yang membuatnya menjadi salah satu populasi singa paling penting di dunia. Mereka adalah satu-satunya singa yang secara alami membawa gen resesif untuk Singa Putih. Gen langka ini membuat Singa Transvaal menarik dari sudut pandang biologi dan konservasi. Penasaran? Berikut lima fakta menarik mengenai Singa Transvaal.

1. Satu-satunya pembawa gen singa putih alami

Singa Transvaal (commons.wikimedia.org/Mark Pellegrini)

Singa Transvaal adalah satu-satunya subspesies singa di Bumi yang membawa gen resesif untuk leucism, kondisi yang menghasilkan Singa Putih (White Lions). Fenomena Singa Putih hanya muncul secara alami dari populasi singa yang berasal dari wilayah di Afrika Selatan, yang merupakan rumah bagi Singa Transvaal.

Dilansir laman Unbound Travel, keberadaan Singa Putih sepenuhnya terkait dengan wilayah di mana Singa Transvaal ini berada. Mutasi genetik yang menghasilkan warna langka ini adalah sifat resesif. Ini berarti Singa Transvaal berwarna normal dapat membawa gen tersebut secara tersembunyi, dan Singa Putih hanya akan lahir jika induk jantan dan betina sama-sama memiliki dan mewariskan gen tersebut.

2. Memiliki surai tergelap di dunia singa

Singa Transvaal (commons.wikimedia.org/AfricanConservation)

Keunikan genetik di subjudul sebelumnya berpadu dengan keunggulan fisik mereka. Singa Transvaal dikenal sebagai salah satu subspesies singa terbesar, dengan perbedaan ukuran yang mencolok antara jantan dan betina. Singa jantan dewasa juga dikenal memiliki surai yang gelap, bahkan sampai mencapai warna hitam.

Dilansir laman Animal Spot, tinggi rata-rata untuk Singa Transvaal adalah 36–48 inches, atau sekitar 0,9 hingga 1,2 meter. Berat singa jantan dewasa berkisar antara 149 hingga 249 kilogram, sedangkan betinanya lebih kecil, berada di rentang 117 hingga 181 kilogram. Perbedaan ukuran ini menunjukkan dimorfisme seksual dalam subspesies tersebut.

3. Jangkauan terluas di kawasan konservasi Afrika Selatan

Singa Transvaal (commons.wikimedia.org/Derek Ramsey)

Secara geografis, Singa Transvaal mendominasi populasi singa di seluruh Afrika bagian selatan. Mereka merupakan populasi yang paling sering ditemui dan paling sukses berkembang biak di kawasan konservasi terbesar, termasuk Taman Nasional Kruger.

Masih dari laman Animal Spot, Singa Transvaal memiliki jangkauan habitat yang luas, terutama di wilayah Afrika Selatan, Kenya, Malawi, Etiopia, Tanzania, Mozambik, Somalia, dan Namibia. Mereka bisa ditemukan di sabana berhutan, padang rumput, dan semak belukar kering, yang mencerminkan ragam lanskap tempat mereka hidup di Afrika bagian selatan.

4. Kelompok sosial yang paling padat

Singa Transvaal (commons.wikimedia.org/Enchanting Travels)

Kesuksesan mereka dalam mempertahankan wilayah di jangkauan luas didukung oleh struktur sosial mereka. Singa Transvaal dikenal sangat sosial dan hidup dalam kelompok keluarga yang disebut prides. Pembagian kerja yang efektif menjadi kunci kelangsungan hidup kelompok ini.

Dilansir laman Primeval Fandom, singa betina bertanggung jawab atas sebagian besar perburuan, yang dilakukan secara terkoordinasi sebagai upaya kelompok. Sementara itu, singa jantan memiliki tugas utama untuk mempertahankan teritori dan melindungi kelompok dari ancaman, baik dari luar maupun dari dalam. Mangsa favorit subspesies ini termasuk babi hutan, kerbau Afrika, zebra, dan rusa.

5. Prioritas konservasi di luar taman nasional

Singa Transvaal (commons.wikimedia.org/Skjold Søndergaard)

Meskipun memiliki struktur sosial yang kuat dan tersebar di wilayah konservasi besar, kelangsungan hidup Singa Transvaal di luar perbatasan taman nasional menghadapi tantangan yang parah. Hal ini menjadikan mereka fokus utama upaya konservasi di lapangan.

Ancaman terbesar Singa Transvaal datang dari konflik manusia-satwa liar. Ketika singa meninggalkan taman nasional dan menyerang ternak di desa atau peternakan, mereka seringkali dibunuh oleh masyarakat setempat. Selain itu, mereka juga menjadi target perburuan trofi legal, yang semakin menekan populasi di wilayah yang tidak dilindungi.

Singa Transvaal membawa warisan genetik yang unik sekaligus peran penting dalam ekosistem Afrika selatan. Agar populasi mereka tetap bertahan di luar kawasan lindung, pengelolaan konflik dengan manusia dan pemeliharaan habitat perlu menjadi prioritas, sehingga ruang hidup mereka tidak terus tergerus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team