5 Fakta Miris Seputar Sampah Pembalut, Bahaya bagi Lingkungan

Dibanding dengan tampon dan menstrual cup, perempuan Indonesia lebih akrab dengan pembalut berbahan kapas. Terbukti, pembalut berbahan kapas banyak dijual di toko-toko dalam berbagai bentuk, varian dan harga. Sementara, tampon dan menstrual cup bersifat lebih eksklusif dan biasanya hanya dijual di online shop saja.
Padahal, pembalut berbahan kapas buruk bagi lingkungan, sebab meninggalkan limbah yang sulit diurai dalam jumlah besar. Berikut ini adalah fakta-fakta miris seputar sampah atau limbah pembalut. Girls, you have to read it!
1. Pembalut mengandung plastik yang sulit terurai
Pembalut tidak hanya terbuat dari kapas, tetapi juga dari plastik. Biasanya, plastik ini dipakai untuk membungkus pembalut atau digunakan untuk merekatkan pembalut ke celana dalam. Bahkan, menurut laman Friends of the Earth, 90 persen komposisi pembalut adalah plastik! Sementara, satu bungkus atau satu pack pembalut setara dengan 4 kantong plastik.
Di sisi lain, tampon sedikit lebih baik, karena persentase plastik hanya 6 persen saja. Plastik ini ditemukan di tali dan aplikator tampon. Sisanya, terbuat dari bubur kayu, katun, rayon dan kombinasi berbagai bahan sekaligus. Lebih parahnya lagi, limbah pembalut biasanya dibuang sembarangan. Belum ada penanganan khusus terhadap limbah pembalut.