kaisar Jepang, Meiji (thefamouspeople.com)
Pada 1868, Jepang kala itu dipimpin oleh seorang kaisar muda bernama Mutsuhito Meiji yang masih minim pengalaman. Namun, ia cukup cerdas untuk bekerja sama dengan pihak asing, seperti dicatat dalam laman Asia Highlights. Militer di bawah kepemimpinan kaisar yang dibantu oleh militer barat menjadi sebuah gerakan yang menakutkan bagi syogun.
Pada saat itu kesyogunan dipimpin oleh Tokugawa Yoshinobu, yang juga memiliki pasukan militer berupa samurai tangguh. Puncak dari pertikaian dua kekuasaan tersebut terjadi pada Januari 1868, yakni dimulainya Perang Boshin hingga masa berakhirnya perang pada Mei 1869.
Perang Boshin adalah perang saudara yang melibatkan bakufu (samurai syogun) dengan militer kaisar. Pada awalnya, peperangan berlangsung cukup berimbang. Namun, seiring berjalannya waktu, Tokugawa menyadari bahwa ia berada pada posisi yang terdesak. Jelas saja, pasukan samurai Jepang mengalami kekalahan jika harus berhadapan dengan senjata mesin.
Dengan bantuan asing, kaisar akhirnya berhasil merebut kekuasaannya kembali. Tokugawa Yoshinobu menyerahkan kekuasaan politik ke tangan kaisar. Jumlah pasukan kaisar memang lebih sedikit, namun dapat mendesak pasukan Tokugawa karena dibekali dengan senjata-senjata canggih milik bangsa barat.
Edo sendiri merupakan nama dari ibu kota tempat kekuasaan syogun berdiri. Sejarah ini dikenang sebagai peristiwa Kejatuhan Zaman Edo dan Restorasi Meiji. Beberapa bulan setelah kaisar berhasil merebut Ibu Kota Edo, kaisar mengubah nama kota tersebut menjadi Tokyo, yang tetap dijadikan ibu kota dari Jepang hingga kini.