Jika diperhatikan, hampir semua makhluk mitos yang dikisahkan secara turun temurun sebetulnya adalah penggambaran organisme biasa. Nah, organisme tersebut ditambahkan beberapa unsur "bumbu penyedap" untuk menguatkan kisah naratif tadi.
Mau bukti? Banyak. Jika kamu melihat gambaran seekor naga, maka mereka digambarkan sebagai reptil yang bertelur. Hanya saja, kisah-kisah kuno sering menambahkan "sesuatu" pada reptil tersebut. Jadilah naga berwujud reptil raksasa bersayap yang dapat menyemburkan api dari mulutnya.
Begitu juga phoenix yang diambil dari spesies unggas. Orang zaman dulu menceritakan sosok unggas tersebut sebagai burung raksasa abadi yang diselimuti oleh api yang akan membakar apa saja di dekatnya.
Ada lagi pegasus yang sebetulnya diambil dari mamalia kuda, namun ditambahkan sayap supaya lebih dianggap sakral. Begitu juga dengan big foot, yang konsepnya diambil dari primata yang mirip dengan manusia purba.
Mengapa tak ada yang baru dengan konsep-konsep tersebut? Mengapa organisme asli yang justru muncul, dan bukan organisme yang benar-benar baru atau orisinal? Itu karena mereka hanya sebatas imajinasi. Manusia zaman dulu menggambarkan mereka berbasis pada apa yang pernah mereka lihat seperti kadal, mamalia, unggas, kera, dan lain sebagainya.