Peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki tidak terjadi begitu saja. Ada alasan kuat mengapa Amerika Serikat sampai begitu tega menghancurkan dua kota besar di Jepang tersebut. Salah satu pemicunya adalah Perang Pasifik yang terjadi pada 1937 hingga 1945. Perang Pasifik sendiri merupakan salah satu bagian penting dari Perang Dunia II.
Pada 1941, Jepang dengan teknologi perang yang disegani di Asia telah menyerang Amerika Serikat dan banyak negara anggota Britania Raya lainnya. Serangan Jepang ke Amerika Serikat dikenal sebagai peristiwa Pearl Harbor. Kala itu, Amerika dan sekutu cukup dikejutkan oleh serangan Jepang.
Jepang sendiri masih menyimpan sakit hati akibat Perang Dunia I, di mana akibat perang tersebut, tatanan dunia—termasuk Asia—cenderung dikuasai oleh pihak barat dan aliansinya. Dengan semangat juang tinggi dan rasa gengsi yang cukup besar, Jepang memberanikan diri untuk lebih aktif dalam Perang Dunia II.
Amerika Serikat yang saat itu diserang secara tiba-tiba, telah merasa seperti dikhianati oleh kekaisaran Jepang. Pasalnya, kedua negara tengah melakukan diplomasi perdamaian. Akhirnya, setelah beberapa kali pertempuran antara Jepang dan Amerika dalam era Perang Dunia II, Amerika terpaksa mengakhiri perang tersebut dengan serangan serius, yakni bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Serangan bom atom di kedua kota tersebut sontak membuka mata Jepang, sekaligus dunia, bahwa Amerika dan sekutunya memang bukanlah tandingan dari Jepang dan mungkin negara-negara lain yang menantang mereka. Pengeboman tersebut juga menjadi akhir dari fase Perang Dunia II, yang merupakan perang modern terbesar dengan lebih dari 70 juta korban jiwa.