Ada beberapa pemimpin Shinsengumi yang pernah tercatat dalam sejarah. Japan Reference menulis anggota-anggota tersebut, di antaranya Kondo Isami, Niimi Nishiki, dan Hijikata Toshizo. Ketiga tokoh tersebut merupakan pucuk pimpinan dari Shinsengumi. Hierarki di bawahnya ada nama-nama besar, seperti Saito Hajime, Okita Soji, Nakazawa Koto, Nagakura Shinpachi, dan Harada Sanosuke.
Nah, nama-nama besar di atas memimpin beberapa grup militer kuat yang beranggotakan prajurit-prajurit samurai tangguh. Ada catatan yang mengungkap bahwa pasukan tangguh Shinsengumi berjumlah 300 orang. Namun, catatan sejarah lainnya mencatat bahwa pasukan Shinsengumi berjumlah lebih banyak dari itu.
Prinsip dan kode etik dalam Shinsengumi dirumuskan oleh petinggi-petinggi militer, di antaranya memegang teguh Bushido; melarang anggota meninggalkan perjuangan Shinsengumi; melarang anggota melakukan tindak kejahatan, seperti mencuri atau merampas hak orang lain; dan melindungi rakyat dari kejahatan apa pun.
Prinsip dan aturan tegas tersebut wajib dijalankan oleh setiap anggota Shinsengumi tanpa terkecuali, mulai dari pimpinan hingga anggota paling bawah. Jika ada anggota yang melanggar kode etik tersebut, hukumannya adalah seppuku, yakni ritual bunuh diri untuk menjaga kehormatan samurai.
Pada saat Shinsengumi kalah dan resmi dibubarkan oleh negara, banyak anggota Shinsengumi yang beralih profesi. Mereka menjadi instruktur bela diri, polisi, pejabat pemerintahan, dosen, pegawai swasta, hingga guru di sekolah-sekolah dasar. Ya, meskipun pernah berselisih, pihak kaisar tetap menghargai mereka karena mereka adalah orang-orang yang pernah menjaga kehormatan bangsa Jepang di jalan samurai.