Untuk membaca dan memahami hasil pembacaan urutan basa nukleotida dibutuhkan ilmu khusus, yaitu bioinformatika. Bioinformatika secara luas adalah ilmu yang menggabungkan biologi dengan teknologi informasi atau secara lebih spesifik adalah ilmu yang mempelajari analisis dan aplikasi informasi genetik yang ada. Ilmu ini dapat digunakan untuk mendeteksi risiko penyakit, mencari gen potensial, dan lain-lain.
Informasi yang diperoleh dari pembacaan DNA hanyalah berupa simbol urutan basa nukleotida saja (A,T,G,C) sehingga jika tidak dilakukan analisis maka data yang diperoleh tidak ada artinya. Dengan ilmu bioinformatika, peneliti dapat membandingkan data DNA Sequencing yang ada dengan database sehingga dapat segera mengetahui jika terjadi mutasi (perubahan urutan basa nukleotida) yang berpotensi menimbulkan penyakit (contoh: kanker).
Bioinformatika sendiri tumbuh dari kesulitan peneliti untuk menganalisis data sekuens DNA yang jumlahnya sangat banyak. Dengan adanya ilmu ini, peneliti menjadi lebih menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan analisis. Bioinformatika ini juga menjadi kunci dari kesuksesan proyek HGP yang dilakukan pada tahun 2003 silam.
Nah, jadi itulah 5 fakta mengenai teknik DNA Sequencing. Dengan mengetahui secara langsung informasi mengenai penyusun dasar makhluk hidup, para peneliti berharap mereka dapat lebih mengenal jati diri makhluk hidup tersebut sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia kedokteran dan menjawab berbagai misteri mengenai asal usul makhluk hidup. Sekian untuk artikel kali ini, semoga dapat bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.