Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Kota Thimpu
ilustrasi Kota Thimpu (pexels.com/@thinho-7)

Intinya sih...

  • Thimphu ibu kota administratif tertinggi di dunia, terletak di ketinggian 2.334 MDPL.

  • Kota tanpa lampu lalu lintas, pengaturan dilakukan oleh manusia dengan isyarat tangan.

  • Thimphu berhasil mengintegrasikan unsur modern dan tradisional dalam setiap aspek perkotaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Thimphu merupakan ibu kota Negara Bhutan yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya. Meskipun merupakan ibu kota, Thimphu punya suasana yang tenang dan teratur. Jauh dari hiruk-pikuk kota metropolitan pada umumnya.

Thimphu juga terkenal akan arsitekturnya yang khas. Di mana semua bangunan wajib mengikuti gaya tradisional Bhutan. Berikut beberapa keunikan dan fakta menarik dari Thimphu, ibu kota Negara Bhutan.

ilustrasi bangunan di Kota Thimpu (pixabay.com/rabenwelt)

Thimphu merupakan ibu kota administratif tertinggi di dunia, yakni terletak di ketinggian sekitar 2.334 MDPL. Thimpu sendiri terletak di Lembah Thimphu di Pegunungan Himalaya Barat. Posisi yang tinggi ini membuat Kota Thimphu memiliki udara yang sejuk dan pemandangan pegunungan yang menakjubkan.

Letak yang tinggi ini membuat aktivitas di Kota Thimphu berbeda dengan kota-kota lainnya. Mulai dari transportasi dan jalanan yang medannya lebih menantang. Namun, hal ini juga memberikan keuntungan ekologis dan estetika.

Walaupun berlokasi di tempat terpencil, Thimphu memiliki arstektur yang khas, yaitu Dzong. Sebuah kompleks istana dan biara yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat ibadah. Monumen ini memiliki menara tinggi, halaman luas, dan tembok tanpa jendela besar.

2. Kota tanpa lampu lalu lintas

ilustrasi bangunan di Kota Thimpu (pixabay.com/wellcometravel)

Thimphu punya reputasi unik yaitu dijuluki sebagai kota tanpa lampu lalu lintas. Kota ini berfungsi tanpa menggunakan lampu lalu lintas sama sekali. Pengawasan dan pengelolaan arus kendaraan di persimpangan utama nashi dilakukan sepenuhnya oleh manusia.

Sistem kontrol lalu lintas ini didukung oleh petugas polisi yang berdiri di pos khusus atau di tengah persimpangan. Polisi dengan manual menggunakan isyarat tangan untuk mengarahkan pengemudi. Metode ni dianggap lebih efektif untuk mengatur lalu lintas jalanan.

Pemasangan lampu lalu lintas pernah dilakukan di Thimphu. Namun, menuai penolakan dari Masyarakat karena lampu-lampu tersebut dirasa merusak pemandangan. Meskipun jumlah kendaraan terus bertambah dan kota menghadapi kemacetan di jam sibuk, Thimphu tetap mempertahankan sistem lalu lintas dengan mengandalkan manusia.

3. Kota yang modern sekaligus tradisional

ilustrasi bangunan di Kota Thimpu (pexels.com/setu-r8)

Thimphu adalah kota yang berhasil melakukan modernisasi tanpa harus mengorbankan budaya dan tradisi. Kota ini secara unik mengintegrasikan unsur-unsur modern dan tradisional dalam setiap aspek perkotaan.

Semua bangunan, mulai dari kantor pemerintah, rumah pribadi, hingga toko diwajibkan untuk menggunakan gaya arsitektur Bhutanese yang khas. Seperti atap pelana yang miring, jendela kayu rumit, serta eksterior berwarna cerah.

Meskipun tampilannya tradisional, bangunan-bangunan ini juga menampung fasilitas yang sepenuhnya modern. Di dalamnya terdapat kantor pemerintahan dengan teknologi komputer, bank dengan layanan digital, hinga pusat perbelanjaan yang menjual barang impor.

4. Filosofi Gross National Happiness untuk mengukur keberhasilan negara

ilustrasi anak-anak Bhutan (pexels.com/ravi-mittal)

Gross National Happiness merupakan kerangka Pembangunan yang dikembangkan oleh Raja Bhutan keempat, Jigme Singye Wangchuck di tahun 1970-an. Ini merupakan filosofi yang menyatakan bahwa kebahagiaan kolektif suatu bangsa lebih penting dari pada kekayaan materi.

Gross National Happiness atau disingkat GNH mencakup pelestarian budaya, konservasi lingkungan, tata kelola yang baik, dan Pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah memastikan bahwa pertumbuhan gak hanya diukur dalam bentu PDB, tetapi dalam seberapa baik kota dalam menjaga keindahan, menghormati sejarah, dan mendukung kesejahteraan warganya.

5. Tidak ada papan reklame di kota ini

ilustrasi Kota Thimpu (pexels.com/thinho-7)

Tidak adanya papan reklame merupakan bagian dari filosofi GNH. Salah satu pilar GNH adalah menghindari polusi visual seperti papan reklame besar dan spanduk mencolok. Hal ini dianggap sebagai polusi visual karena mengganggu keharmonisan dan estetika tradisional kota.

Meskipun papan reklame besar dilarang, bisnis di Thimphu tetap diizinkan untuk beriklan. Namun, dalam batas-batas yang terkontrol. Contohnya bisnis hanya boleh memasang tanda kecil di depan atau di atas toko. Tentunya dengan memperhatikan gaya arsitektur tanpa merusak tampilan umum kota.

Thimphu adalah salah satu contoh kota yang mengutamakan kesejahteraan warga dan lingkungan. Hal ini menjadikan Thimpu sebagai destinasi wisata utama dan terpenting di Bhutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team