Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret owa jawa
potret owa jawa (commons.wikimedia.org/Rufus46)

Intinya sih...

  • Owa jawa hidup monogami, setia seumur hidup

  • Suara duetnya jadi simbol cinta dan kepemilikan wilayah

  • Peloncat andal dengan lengan super panjang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di antara lebatnya hutan Jawa yang mulai menipis, ada satu makhluk yang seolah menari di antara pepohonan dengan kelincahan dan keanggunan luar biasa yaitu owa jawa (Hylobates moloch). Primata ini dikenal sebagai salah satu spesies paling memesona di Nusantara, bukan hanya karena suaranya yang menggema hingga ke pelosok hutan, tapi juga karena sifatnya yang penuh keunikan. Sayangnya, keberadaan owa jawa kini semakin langka dan terancam punah akibat kerusakan habitat dan perburuan liar.

Namun di balik kisah sedih itu, owa jawa menyimpan banyak hal menarik yang membuatnya istimewa. Mereka bukan hanya hewan cerdas, tapi juga punya sistem sosial yang kuat dan perilaku yang sering kali bikin manusia tercengang. Dari kebiasaan hidup monogami hingga cara mereka berkomunikasi yang indah, semuanya membentuk citra si “pengayun rimba” ini sebagai simbol kesetiaan dan harmoni alam. Yuk, simak lima fakta unik tentang owa jawa yang membuktikan bahwa hewan satu ini lebih dari sekadar penghuni hutan tropis.

1. Hidup monogami, owa jawa setia seumur hidup

potret owa jawa (commons.wikimedia.org/Rufus46)

Salah satu hal paling menarik dari owa jawa adalah pola hidup monogaminya yang jarang ditemukan di dunia primata. Begitu seekor owa jawa menemukan pasangan, mereka akan tetap bersama sepanjang hidup. Keduanya akan saling menjaga, berbagi wilayah, hingga merawat anak bersama. Hubungan ini bukan cuma sekadar ikatan biologis, tapi juga emosional. Mereka bahkan terlihat saling merangkul dan membersihkan bulu satu sama lain sebagai bentuk kasih sayang.

Kesetiaan owa jawa ini sering dianggap sebagai simbol cinta sejati di alam liar. Saat salah satu pasangan mati, owa yang ditinggalkan bisa jadi enggan mencari pasangan baru. Mereka lebih memilih hidup menyendiri di wilayahnya. Pola ini memperlihatkan betapa kuatnya ikatan emosional dalam dunia satwa yang sering dianggap hanya mengikuti naluri. Ada pelajaran besar di sana: bahkan di rimba, kesetiaan masih punya makna yang mendalam.

2. Suara duetnya jadi simbol cinta dan kepemilikan wilayah

potret Owa Jawa (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Kalau berjalan di hutan pegunungan Jawa, mungkin akan terdengar suara “ooo-aaa” yang nyaring menggema dari kejauhan. Itu bukan sekadar panggilan acak, tapi duet antara sepasang owa jawa. Suara khas ini punya makna ganda sebagai tanda kebersamaan sekaligus peringatan bagi owa lain agar tidak mendekati wilayah mereka. Setiap pagi, pasangan owa akan bernyanyi bersama, saling menyahut dengan nada yang berpadu indah.

Uniknya, pola suara ini bisa berbeda antara satu pasangan dengan pasangan lain, seperti sidik jari akustik yang menandai identitas mereka. Ilmuwan percaya, duet ini juga memperkuat ikatan emosional sekaligus menjadi ritual komunikasi yang romantis. Di dunia manusia, mungkin mirip pasangan yang punya lagu favorit berdua yang beda konteks, tapi sama-sama menghangatkan hati.

3. Peloncat andal dengan lengan super panjang

potret Owa Jawa (commons.wikimedia.org/Rufus46)

Tubuh owa jawa tampak kecil dan ringan, tapi jangan salah, mereka punya kekuatan luar biasa di lengannya. Dengan lengan yang panjangnya bisa dua kali lipat dari tubuh, mereka mampu berayun dari satu dahan ke dahan lain dengan kecepatan hingga 55 km/jam. Gaya bergerak khas ini disebut brachiation, dan membuat mereka seolah menari di udara. Gerakannya luwes, seimbang, dan penuh presisi, benar-benar atraksi alam yang menakjubkan.

Berkat kemampuan ini, owa jawa bisa berpindah sejauh beberapa meter hanya dengan satu ayunan. Hal ini bukan cuma efisien untuk mencari makanan, tapi juga menjadi bentuk pertahanan diri dari predator. Tak heran jika mereka jarang turun ke tanah, karena dunia mereka memang berada di atas pepohonan. Melihat mereka berayun di antara kabut pagi hutan Jawa, rasanya seperti menyaksikan puisi yang hidup.

4. Pemakan buah yang punya peran penting untuk hutan

potret Owa Jawa (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Meskipun tampak sederhana, pola makan owa jawa punya pengaruh besar terhadap ekosistem hutan. Mereka lebih sering memakan buah, terutama yang sudah matang, lalu menyebarkan bijinya ke berbagai tempat lewat kotoran. Artinya, mereka berperan penting dalam regenerasi hutan. Tanpa disadari, owa jawa adalah petani alami yang menanam kehidupan baru di setiap langkahnya.

Selain buah, mereka juga mengonsumsi daun muda, bunga, dan kadang serangga kecil. Pola makan seimbang ini membantu menjaga keragaman tumbuhan di habitatnya. Jadi, keberadaan owa jawa bukan cuma soal melestarikan satu spesies, tapi juga menjaga keseimbangan seluruh ekosistem. Bisa dibilang, tanpa owa, hutan Jawa akan kehilangan salah satu penggerak alami terpentingnya.

5. Statusnya terancam punah dan butuh perlindungan serius

potret owa jawa (commons.wikimedia.org/Petr Hamerník)

Sayangnya, di balik semua keindahan dan keunikan itu, owa jawa sedang menghadapi ancaman besar. Deforestasi, perburuan liar, dan perdagangan satwa ilegal membuat populasi mereka terus menurun. Menurut IUCN, owa jawa masuk dalam kategori “Critically Endangered” alias sangat terancam punah. Hanya tersisa sekitar seribu individu di alam liar, angka yang cukup membuat prihatin.

Berbagai lembaga konservasi kini berupaya keras untuk menyelamatkan mereka. Program rehabilitasi dan reintroduksi terus dilakukan, terutama di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Gunung Halimun Salak. Namun, tanpa kesadaran publik dan perlindungan habitat yang serius, semua usaha itu bisa sia-sia. Menjaga owa jawa berarti menjaga sisa harmoni yang masih bertahan di hutan Jawa, dan mungkin juga menjaga secuil sisi manusiawi dalam diri kita.

Owa jawa bukan sekadar hewan endemik, tapi juga simbol dari cinta, keindahan, dan keseimbangan alam. Dari kesetiaan hidup monogaminya hingga perannya menjaga kelestarian hutan, semuanya menunjukkan betapa berharganya keberadaan mereka. Setiap ayunan di antara pepohonan adalah napas kehidupan bagi rimba Jawa. Jadi, selama suara duet mereka masih terdengar, hutan masih punya harapan untuk tetap hidup dan berdenyut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team