Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Uplistsikhe
Uplistsikhe (commons.m.wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)

Intinya sih...

  • Lokasinya strategis sebagai pusat perdagangan dan pertahanan

  • Perpaduan arsitektur Pagan dan Kristen dalam satu kompleks

  • Sistem jaringan gua dan terowongan yang rumit

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Uplistsikhe adalah sebuah kota gua kuno yang terletak di Georgia timur, sekitar 10 kilometer dari kota Gori. Kota ini terkenal sebagai salah satu pemukiman perkotaan tertua di Georgia, dengan jejak aktivitas manusia yang diperkirakan sudah ada sejak akhir milenium ke-2 SM.

Uplistsikhe dibangun di tebing batu yang tinggi di tepi kiri Sungai Mtkvari, sehingga menawarkan pemandangan spektakuler sekaligus posisi strategis yang melindunginya dari serangan. Kota ini merupakan pusat penting untuk kegiatan politik, agama, dan kebudayaan selama ribuan tahun.

1. Lokasinya strategis sebagai pusat perdagangan dan pertahanan

Uplistsikhe (commons.m.wikimedia.org/EvgenyGenkin)

Uplistsikhe dibangun di lokasi yang sangat strategis di tepi Sungai Mtkvari, yang memungkinkan kontrol atas rute perdagangan kuno terutama Jalur Sutra antara Eropa dan Asia. Dengan posisi di atas tebing batu yang tinggi, kota ini memberi perlindungan alam dari serangan musuh dan memudahkan pengawasan wilayah sekitarnya. Keunikan ini menjadikan Uplistsikhe sebagai pusat ekonomi dan militer selama masa kejayaannya di abad pertengahan.

Selain fungsi pertahanan, kota ini juga berperan sebagai pusat perdagangan. Karena posisinya yang menghubungkan berbagai kerajaan di wilayah Kaukasus, Uplistsikhe menjadi tempat singgah yang ramai untuk para pedagang yang membawa barang dari wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kota ini memiliki populasi sekitar 20 ribu jiwa pada puncak kejayaannya, mengindikasikan aktivitas ekonomi dan sosial yang sangat dinamis.​

2. Perpaduan arsitektur Pagan dan Kristen dalam satu kompleks

Uplistsikhe (commons.m.wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)

Salah satu keunikan terbesar Uplistsikhe adalah keberadaan arsitektur dari dua tradisi agama yang berbeda, yakni Pagan dan Kristen. Sebelum masuknya Kristen pada abad ke-4, Uplistsikhe merupakan pusat pemujaan berbagai dewa pagan, seperti dewa matahari dan dewa-dewa kesuburan. Beberapa gua di kota ini digunakan sebagai kuil pemujaan serta ruang ritual keagamaan.

Setelah Georgia mengadopsi Kristen, bangunan-bangunan baru mulai dibangun, termasuk basilika batu dari abad ke-6 serta gereja tiga aula dari abad ke-9 hingga ke-10 yang masih berdiri sampai sekarang. Perpaduan ini menciptakan pemandangan arkeologis yang sangat langka, di mana gua-gua dan struktur pagan dengan hiasan minimal berbaur dengan bangunan Kristen yang lebih megah dan rumit.

3. Sistem jaringan gua dan terowongan yang rumit

Uplistsikhe (commons.m.wikimedia.org/Interfase)

Uplistsikhe terdiri dari ratusan gua dan ruang-ruang yang diukir dalam batu vulkanik lunak, yang terhubung oleh lorong sempit dan terowongan batu. Kota gua ini memiliki tiga zona utama, bawah, tengah, dan atas, yang dihubungkan dengan akses berupa jalan batu, tangga, dan terowongan bawah tanah. Sistem ini memungkinkan penduduk kuno bergerak dengan mudah ke berbagai bagian kota tanpa harus keluar ke permukaan.

Berkat sistem ini pula, kota ini bisa berfungsi secara mandiri dengan adanya gudang, ruang penyimpanan anggur, kolam air, dan ruang publik seperti teater dan aula pertemuan. Salah satu ruangan paling menonjol adalah aula besar dengan langit-langit bertiang batu yang rumit, yang diyakini sebagai ruang pertemuan publik atau tempat resepsi kerajaan. Kompleks ini menggambarkan keberadaan sistem tata kota dan arsitektur yang sudah sangat maju sejak zaman kuno.​

4. Saksi sejarah peradaban kuno dengan artefak luar biasa

Uplistsikhe (commons.m.wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)

Penggalian arkeologis di Uplistsikhe menemukan artefak-artefak berharga dari berbagai periode zaman kuno sampai abad pertengahan. Barang-barang seperti perhiasan emas, perak, dan perunggu yang indah, serta keramik dan patung-patung, menunjukkan tingkat perkembangan budaya dan seni yang tinggi di kota ini. Artefak-artefak ini kini dipamerkan di Museum Nasional Tbilisi sebagai bukti kebesaran sejarah Georgia.

Selain itu, struktur serta dekorasi beberapa gua memperlihatkan keterampilan teknik dan artistik penduduk kuno dalam memanfaatkan batu vulkanik dengan sangat efisien. Misalnya, beberapa aula menggunakan langit-langit dengan pola kotak-kotak yang dipahat rapi dan cerobong asap yang juga berfungsi sebagai sumber cahaya alami, menandakan inovasi teknis yang canggih.​

5. Dampak penyerbuan Mongol pada keruntuhan kota

Uplistsikhe (commons.m.wikimedia.org/Jonathan Cardy)

Masa kejayaan Uplistsikhe mulai meredup setelah penyerbuan Mongol pada abad ke-13 yang menyebabkan kehancuran besar di kota ini. Setelah kejadian tersebut, kota perlahan ditinggalkan dan berangsur-angsur kehilangan peranannya sebagai pusat budaya, politik, dan keagamaan. Meskipun demikian, sebagian besar struktur gua bertahan hingga hari ini, menjadi objek arkeologi yang penting.

Pada abad ke-19, Uplistsikhe bahkan tertimbun tanah dan pasir sehingga nyaris terlupakan, sampai dilakukan upaya penggalian dan restorasi besar-besaran di abad ke-20 yang mengembalikan kota ini sebagai ikon sejarah Georgia. Kini, Uplistsikhe menjadi destinasi wisata populer dan sumber ilmu penting untuk memahami sejarah awal peradaban di wilayah Kaukasus.​

Uplistsikhe bukan hanya sebuah kota batu yang menakjubkan secara visual, tetapi juga warisan sejarah yang kaya dan kompleks, mencerminkan berbagai lapisan budaya dan agama yang pernah hidup di Georgia. Dari lokasi strategisnya, arsitektur unik, hingga artefak bersejarah yang ditemukan, semua membuat Uplistsikhe menjadi salah satu situs kuno paling menarik dan layak untuk dipelajari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team