Ilustrasi winglet pesawat (pexels.com/Luis Morales Torres)
Dilansir laman resmi NASA, sejarah winglet bermula pada tahun 1973 saat banyak maskapai Amerika Serikat mengalami krisis akibat embargo minyak dari Arab. Menyikapi hal ini, NASA meluncurkan program Aircraft Energy Efficiency (ACEE). Tujuannya agar penggunaan bahan bakar pada kendaraan bisa diefisienkan.
Seorang insinyur dalam program ini, Richard T. Whitcomb menjadi salah satu orang paling berjasa dalam perkembangan winglet. Awalnya, ia meneliti konsep aerodinamika milik seorang ilmuwan Inggris, Frederick W. Lanchester. Menurut konsep ini, memasang plat vertikal di ujung sayap pesawat bisa menambah efisiensi bahan bakar.
Setelah serangkaian percobaan, Whitcomb masih belum puas dengan hasilnya. Plat yang dipasang masih belum maksimal dalam mengurangi gaya hambat dan konsumsi bahan bakar. Ia lalu merancang ulang desain sayap pesawat yang terinspirasi dari ujung sayap burung yang menekuk saat terbang. Buah dari pemikirannya itu diperkenalkan pada tahun 1976.