Para flat-earthers yang menyuarakan kebenaran bumi datar. (unsplash.com/ Kajetan Sumila)
Teori konspirasi bersikulasi akibat rasa curiga masyarakat terhadap pemerintah, ilmuwan, dan organisasi internasional yang dianggap bekerja sama untuk menyembunyikan fakta bahwa Bumi itu datar. Sayangnya, teori konspirasi seperti itu tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah dan hanya bersifat spekulatif.
Salah satu faktor yang menyebabkan persepsi ini muncul adalah kehadiran internet yang memungkinkan mudahnya penyebaran informasi dan pandangan-pandangan yang ekstrem dan kontroversial. Ada banyak situs web dan video di media sosial yang mengajarkan teori Bumi datar dan memperkuat pandangan ini dengan argumen-argumen yang tidak ilmiah dan menyesatkan.
Kesimpulannya, meskipun ada beberapa fenomena yang bisa membuat sekelompok orang percaya bahwa bumi itu datar, tetapi bukti ilmiah yang ada menunjukkan sebaliknya. Bumi memang bulat dan berotasi, dan sudah dibuktikan oleh banyak pengamatan dan bukti ilmiah.
Sebagai makhluk rasional, kita harus terbuka terhadap gagasan-gagasan baru, tetapi harus dikemas dengan pikiran yang kritis. Kita harus tetap menggunakan akal sehat dan metode ilmiah dalam mencari kebenaran, sehingga kita bisa berkembang dan maju sebagai manusia yang lebih cerdas dan rasional.