Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Benito Mussolini saat bertemu pasukannya. (commons.wikimedia.org)

Kekejaman global yang dilakukan sebelum dan selama Perang Dunia II terlalu banyak untuk disebutkan. Kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil biasanya dikaitkan dengan dua anggota utama kekuatan Poros: Jerman dan Jepang. Memang, Holocaust Nazi yang masih menghantui Eropa hingga hari ini berjalan paralel dengan kebrutalan Jepang terhadap orang-orang China, Korea, dan Filipina.

Meskipun tidak begitu menonjol sebagai figur selama perang ini, diktator Italia Benito Mussolini masih disebut kejam. Rezim fasis yang ia dirikan pada tahun 1921 dengan cepat naik ke kekuasaan di Italia pasca-Perang Dunia I. Secara khusus, mengubah undang-undang dan prosedur pemilu Italia, membuat cengkeraman Mussolini semakin kuat di negara itu selama lebih dari lima belas tahun.

Sejauh mana Mussolini akan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kendalinya dan juga untuk membantu sesama pemimpin fasis yang baru muncul, Adolf Hitler, untuk mendominasi seluruh Eropa, menjadikan tindakannya tidak masuk akal. Dari eksekusi lawan politik hingga metode genosida yang dia perintahkan terhadap orang-orang di banyak negara, Mussolini layak disematkan dalam sejarah sebagai salah satu diktator paling jahat.

1. Senjata kimia di Ethiopia

Tanket L3/35 Italia dan infanteri maju ke Abyssinia, 1935 (dok. Imperial War Museums)

Italia gagal untuk menduduki dan mengendalikan Abyssinia (Ethiopia modern) pada akhir tahun 1890-an. Setelah kegagalan ini, Abyssinia berdiri sebagai salah satu dari segelintir negara merdeka di seluruh benua Afrika.

Pada tahun 1935, Mussolini menggunakan sengketa perbatasan antara Abyssinia dan negara tetangga Somaliland sebagai alasan umum untuk menyerang negara tersebut. Pada Mei 1936, ibu kota Addis Ababa jatuh ke tangan tentara Italia, yang memaksa kaisar Haile Selassie I ke pengasingan paksa.

Mussolini menggunakan invasi sebagai metode agar orang-orang Italia mendapatkan pekerjaan dan untuk mendapatkan sumber daya alam negara lain ke tangan Italia. Menurut Mussolini, sumber daya ini sangat dibutuhkan untuk membantu memerangi dampak Great Depression.

Di bawah perintah Mussolini, penyerang Italia menggunakan gas mustard sebagai senjata kimia untuk melawan tentara Abyssinia, seperti yang dilaporkan International Committee of the Red Cross. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran langsung terhadap Konvensi Jenewa, terutama mengingat banyak serangan gas terhadap warga sipil dan Palang Merah itu sendiri. Secara keseluruhan, lebih dari 100.000 orang Ethiopia meninggal karena keracunan gas mustard.

2. Invasi ke Yugoslavia

Editorial Team

Tonton lebih seru di