5 Mitos Seputar Alam Semesta yang Dipercaya oleh Peradaban Kuno

Tata Surya dan planet-planetnya bukanlah topik yang asing buat kita. Sejak duduk di sekolah dasar, kita sudah belajar tentang Tata Surya dan berkenalan dengan planet-planet yang jadi tetangga Bumi. Nyatanya, ilmu astronomi bukanlah sesuatu yang baru.
Jauh sebelum teleskop dan pesawat luar angkasa canggih diciptakan, orang-orang kuno yang hidup di masa lalu juga sudah mempelajari astronomi dengan mengamati pergerakan benda-benda langit di malam hari. Sayangnya karena teknologinya yang minim, ditambah kepercayaan kepada dewa-dewa yang kuat, membuat orang-orang ini justru mengambil kesimpulan yang salah.
Berikut beberapa mitos mengenai alam semesta yang dipercaya oleh peradaban kuno di masa lalu!
1. Bumi adalah pusat dari alam semesta
Saat ini kita tahu bahwa matahari adalah pusat Tata Surya. Sebaliknya bagi orang-orang Yunani Kuno, Bumi-lah pusat dari Tata Surya bahkan alam semesta. Dilansir NASA, gagasan ini pertama kali disebutkan oleh filsuf Yunani Aristoteles yang hidup dari tahun 384 SM - 322 SM.
Gagasan Bumi sebagai pusat semesta kemudian bertahan selama 1.500 tahun, hingga Nicholaus Copernicus mematahkan teori tersebut pada tahun 1543. Alih-alih setuju dengan orang Yunani Kuno, astronom Polandia ini justru menyebutkan bahwa Bumi dan planet lain di Tata Surya mengelilingi matahari. Bukan hanya itu, Nicholaus Copernicus juga menyebutkan bahwa Bumi berotasi pada porosnya.