kapal selam B-59 Uni Soviet (commons.wikimedia.org)
Dilansir US Naval Institute, pada Oktober 1962, Uni Soviet menempatkan empat kapal selam kelas Foxtrot ke perairan Laut Karibia untuk mendukung misi penempatan pasukan dan senjata nuklir ke Kuba. Pertengahan Oktober, Krisis Misil Kuba pun dimulai dan Amerika Serikat melakukan blokade di perairan sekitar Kuba. Kapal selam B-59 miliki Uni Soviet ini menjadi salah satu yang terdampak blokade. Di laut dalam, kru semakin gelisah ketika cadangan oksigen mulai habis dan mereka kesulitan melakukan komunikasi ke permukaan. Posisi mereka kemudian terdeteksi kapal perang AS yang memberi signal dengan menjatuhkan bom ke B-59 agar segera muncul ke permukaan.
Kondisi ini malah semakin menambah ketegangan di B-59. Seorang kapten bernama Valentin Savitsky menganggap signal tersebut sebagai serangan dan berasumsi bahwa perang telah pecah di permukaan. Ia kemudian menyarankan untuk menembakkan torpedo nuklir sebagai balasan.
Namun, ia harus lebih dulu memeroleh izin dari dua rekan seniornya yang lain. Seorang senior bernama Ivan Semyonovich Maslennikov menyetujui rencana tersebut. Namun, senior terakhir bernama Vasili Arkhipov menolaknya. Rencana tersebut akhirnya dibatalkan. B-59 pun muncul ke permukaan yang kemudian disambut kehadiran USS Cory. Andai saat itu B-59 menembakkan torpedo tersebut, AS tidak akan tinggal diam hingga perang nuklir akan pecah. Kepala dingin Arkhipov menyelamatkan dunia dari ambang kehancuran akibat perang nuklir.