gambar Putri Yi Deokhye saat kecil (commons.m.wikimedia.org/Unknown author)
Yi Deokhye merupakan putri dari raja terakhir Korea, Kaisar Gojong. Sayangnya, ketika Deokhye lahir di tahun 1912, Kerajaan Korea sudah berada di bawah genggaman Jepang. Pada tahun 1919, ayah Deokhye meninggal secara misterius. Dilansir Factinate, sepeninggal ayahnya, putri kecil malang ini diasingkan ke Jepang oleh penjajah.
Sedih serta rasa kesepian karena jauh dari keluarga lambat-laun mulai mempengaruhi kondisi mental sang putri. Setelah serangkaian tes kesehatan, sang putri muda ternyata menderita skizofrenia. Namun, penyakit ini nyatanya gak membuat Jepang bersikap lunak.
Bukannya memulangkan sang putri ke Korea, mereka justru menikahkannya dengan bangsawan Jepang berpangkat rendah untuk mempermalukannya. Pernikahan itu gak berlangsung lama. Kekalahan Jepang di Perang Dunia II membuat suami Deokhye kehabisan uang, dan gak mampu membiayai pengobatan istrinya yang mahal.
Pada tahun 1953, keduanya resmi bercerai. Kekalahan Jepang seharusnya membuat Deokhye bisa pulang ke Korea dengan mudah. Namun Korea Selatan yang kini menjadi negara republik menganggap Deokhye sebagai ancaman dan gak mau menerimanya.
Setelah bertahun-tahun berusaha, Korea Selatan akhirnya mengizinkan sang putri pulang. Sayangnya, perubahan drastis Korea Selatan membuat Deokhye tetap merasa terasing hingga akhir hayatnya di tahun 1989.
Gak bisa dipungkiri, mayoritas putri kerajaan memang hidup nyaman. Sebut saja Ratu Elizabeth II dan adiknya, Putri Margareth. Namun gak semua putri kerajaan seberuntung itu. Beberapa di antaranya tak hanya memiliki hidup yang menyedihkan, tapi juga akhir kisah yang tragis.