Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Satwa Langka Mauritania
Ilustrasi satwa langka khas Mauritania yang jadi simbol ketangguhan alam (inaturalist.org/cjmatheson)

Intinya sih...

  • Addax, antelop gurun yang kritis di ambang punah

  • Oryx putih, si legenda gurun yang bangkit lagi

  • Dugong, ‘putri duyung’ pesisir Mauritania

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mauritania di Afrika Barat mungkin terdengar asing di telinga banyak orang, apalagi soal kekayaan faunanya. Negeri Gurun Sahara ini ternyata menyimpan kisah satwa langka, dari antelop gurun yang nyaris punah hingga dugong yang disebut-sebut sebagai ‘putri duyung’ perairan Atlantik.

Bukan cuma singa dan zebra yang jadi ikon Afrika, hewan-hewan Mauritania justru lebih misterius dan jarang dibicarakan. Beberapa bahkan sudah punah di alam liar lalu coba dikembalikan, membuat negara ini penting dalam peta konservasi dunia. Yuk, intip siapa saja penghuni gurun dan laut Mauritania yang jadi simbol ketangguhan alam!

1. Addax, antelop gurun yang kritis di ambang punah

Ilustrasi antelop gurun khas Mauritania yang kritis di ambang kepunahan (inaturalist.org/conreal)

Addax (Addax nasomaculatus) adalah antelop Sahara dengan tanduk spiral panjang dan tubuh putih pucat. Dulu, hewan ini tersebar luas di Afrika Barat, termasuk Mauritania. Kini populasinya sangat kritis akibat perburuan dan hilangnya habitat.

Uniknya, addax bisa bertahan hidup tanpa air selama berminggu-minggu. Mereka mendapatkan cairan hanya dari tumbuhan gurun yang dikonsumsi, sebuah adaptasi yang membuatnya dijuluki ‘master bertahan hidup’ di Sahara.

Menurut Convention on the Conservation of Migratory Species (CMS), distribusi addax kini sangat terbatas, tapi Mauritania tetap dicatat sebagai salah satu area asal historisnya. Inilah alasan mengapa konservasi di wilayah ini sangat penting.

2. Oryx putih, si legenda gurun yang bangkit lagi

Ilustrasi oryx putih yang jadi legenda gurun dan bangkit lagi (inaturalist.org/antshrike1)

Oryx putih (Oryx dammah), atau scimitar-horned oryx, adalah antelop dengan tanduk panjang lurus yang tampak gagah di padang pasir. Hewan ini pernah dinyatakan ‘punah di alam liar’ oleh IUCN, tapi upaya reintroduksi kini berhasil mengembalikannya ke habitat aslinya, termasuk Mauritania—disadur dari buku Handbook of the Mammals of the World Volume 2 Hoofed Mammals Chapter Oryx dammah.

Oryx putih punya kemampuan luar biasa dalam mengatur suhu tubuh agar tahan dehidrasi. Ia bisa berjalan jauh menelusuri Sahara demi mencari rumput kering. Tak heran bila oryx sering disebut simbol kekuatan gurun.

Kisah kembalinya oryx putih ke Mauritania adalah salah satu cerita sukses konservasi modern, menunjukkan bahwa spesies punah pun bisa punya kesempatan kedua.

3. Dugong, ‘putri duyung’ pesisir Mauritania

Ilustrasi dugong yang jadi putri duyung di wilayah pesisir Mauritania (flickr.com/Nitohap)

Berdasarkan Asian Journal of Conservation Biology, sedikit yang tahu kalau dugong (Dugong dugon) bisa ditemukan di lepas pantai Mauritania, khususnya di Banc d’Arguin National Park. Area ini merupakan padang lamun yang luas, menjadikannya lokasi ideal bagi mamalia laut herbivora tersebut.

Dugong sering dikaitkan dengan legenda ‘putri duyung’ karena bentuk tubuhnya yang unik. Mereka memakan lamun di perairan dangkal dan bergerak lambat, menjadikannya ikon kesunyian laut tropis maupun subtropis.

Sayangnya, populasi dugong di Atlantik sangat kecil dan terancam aktivitas nelayan. Kehadiran mereka di Mauritania adalah indikator penting bahwa kawasan ini punya nilai ekologis global.

4. Cheetah sahara, pelari cepat yang kian langka

Ilustrasi cheetah sahara yang jadi pelari ulung tapi kian langka (inaturalist.org/karimhaddad)

Cheetah sahara (Acinonyx jubatus hecki) adalah subspesies cheetah paling langka di dunia. Dibanding cheetah biasa, tubuhnya lebih ramping dan warnanya lebih pucat, adaptasi khas lingkungan gurun.

Menurut laporan Oryx, populasi cheetah sahara diperkirakan hanya tersisa puluhan ekor saja, dengan distribusi fragmentasi di Aljazair, Niger, Chad, dan Mauritania. Ini menjadikannya salah satu karnivora paling terancam di Afrika.

Walaupun jarang terlihat, keberadaan mereka di Mauritania menjadikan negeri ini penting dalam upaya konservasi predator gurun yang karismatik.

5. Banc d’Arguin, surga burung migran dunia

Ilustrasi banc d'Arguin yang jadi surga bagi burung imigran dunia (flickr.com/Carlos Reis)

Selain mamalia gurun dan laut, Mauritania terkenal lewat Banc d’Arguin National Park, yang diakui UNESCO sebagai salah satu wilayah terpenting bagi burung migran di dunia. Kawasan ini menjadi tempat singgah flamingo besar (Phoenicopterus roseus), pelikan putih besar (Pelecanus onocrotalus), hingga berbagai burung pantai dari Eropa dan Siberia.

Setiap musim, jutaan burung berkumpul di sini, menjadikannya pemandangan spektakuler. Tidak heran jika Banc d’Arguin dianggap sebagai ‘jantung migrasi’ antara Eropa dan Afrika Barat.

Menurut UNESCO World Heritage Centre, kawasan ini punya keanekaragaman burung luar biasa dan menjadi penyangga ekosistem global. Mauritania pun diakui sebagai salah satu negara paling penting untuk konservasi burung di Afrika.

Mauritania mungkin bukan destinasi populer, seperti Kenya atau Tanzania, tetapi fauna uniknya justru lebih istimewa. Dari antelop gurun yang hampir punah, cheetah sahara yang misterius, hingga dugong dan jutaan burung migran, semua menunjukkan betapa pentingnya negeri gurun ini dalam menjaga keanekaragaman hayati dunia.

Negara ini mengajarkan kita bahwa bahkan di tempat yang terlihat sunyi, kehidupan tetap menemukan jalan. Hewan-hewan tersebut bukan hanya simbol ketahanan, tapi juga pengingat bahwa konservasi bukanlah pilihan, melainkan keharusan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team