Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
duiker hutan merah
duiker hutan merah (inaturalist.org/Axel Hunnicutt)

Intinya sih...

  • Duiker hutan merah hidup di hutan lebat di Kenya, Somalia, dan Ethiopia. Populasinya masih melimpah namun wilayah penyebarannya semakin menyempit.

  • Duiker harvey suka hidup di pegunungan dan hutan dataran rendah di Kenya, Somalia, dan Ethiopia. Makanannya mencakup dedaunan, buah-buahan, serangga, telur burung, dan bangkai hewan.

  • Duiker kivu merupakan spesies terpisah dengan perbedaan morfologi yang mencolok. Habitatnya beragam namun populasinya di hutan bambu terhitung rendah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada banyak jenis mamalia bertanduk di dunia, mulai dari sapi, kambing, hingga kerbau. Kebanyakan dari mereka memang terkenal, namun ada satu jenis mamalia bertanduk yang pamornya tak sebesar yang lain, yaitu duiker. Lebih lanjut, duiker merupakan penyebutan bagi mamalia bertanduk berukuran sedang yang berasal dari subfamili Cephalophinae. Jika diulik, duiker masuk ke keluarga antelope.

Lebih lanjut, duiker cukup beragam dan dibagi menjadi beberapa genus. Nah, salah satunya adalah genus Cephalophus. Genus Cephalophus punya beberapa spesies, ukurannya tak terlalu besar, bahkan tanduk mereka sangat kecil jika dibandingkan antelope lain. Nah, apa kamu tahu spesies apa saja yang berasal dari genus Cephalophus? Jika belum, mari kita ulik beberapa diantaranya.

1. Duiker hutan merah

duiker hutan merah (inaturalist.org/Sunčana Bradley)

Dilansir Ultimate Ungulate, Cephalophorus natalensis atau duiker hutan merah merupakan hewan yang kecil dan ramping. Tercatat, panjangnya hanya sekitar 70 - 80 centimeter, tingginya 38 - 48 centimeter, dan bobot maksimalnya di angka 13.6 kilogram. Seperti namanya, duiker hutan merah hidup di hutan yang lebat. Soal penyebaran, hewan ini bisa ditemukan di Kenya, Somalia, dan Ethiopia.

Lebih lanjut, duiker hutan merah merupakan salah satu spesies duiker yang tidak terancam punah. Jadi, populasinya masih cukup melimpah dan ia bisa dengan mudah ditemukan di alam liar. Walau begitu, wilayah penyebarannya kian menyempit. Alhasil, ia hanya bisa ditemukan di daerah yang dilindungi, seperti taman nasional, hutan lindung, atau cagar alam.

2. Duiker harvey

duiker harvey (inaturalist.org/Marc Henrion)

Dilansir Wildlife of Kenya, Cephalophorus harveyi atau duiker harvey menghuni savana dan hutan di wilayah Kenya, Somalia, dan Ethiopia. Secara umum, ia sangat suka hidup di pegunungan dan hutan dataran rendah, salah satunya di Huran Karura yang berlokasi di Nairobi, Kenya. Ia merupakan omnivor dan makanannya mencakup dedaunan, buah-buahan, serangga, telur burung, dan bangkai hewan. Lebih lanjut, spesies setinggi 40 centimeter ini bisa dikenali dari dua ciri khas, yaitu badan berwarna cokelat dan bagian atas kepala yang berwarna hitam.

3. Duiker kivu

duiker kivu (inaturalist.org/Julian Gums)

Awalnya, Cephalophorus kivuensis atau duiker kivu diklasifikasikan sebagai subspesies dari Cephalophorus nigrifrons atau black fronted duiker. Namun, pada tahun 2011 ia dinobatkan sebagai spesies terpisah karena memiliki perbedaan morfologi yang cukup mencolok. Tak hanya itu, ukuran spesies ini juga cukup besar dengan panjang mencapai 1 meter dan panjang ekor sekitar 3 centimeter.

Seperti spesies lain, duiker kivu merupakan hewan soliter yang hidup menyendiri. Biasanya, ia hanya akan berinteraksi dengan sesamanya saat musim kawin. Habitatnya cukup beragam, uniknya populasi hewan ini sangat melimpah di area berkayu dan padang rumput namun populasinya di hutan bambu terhitung rendah. Soal penyebaran, ia bisa ditemukan di Uganda, Rwanda, Burundi, dan Kongo.

4. Duiker perut putih

tengkorak duiker perut putih (inaturalist.org/Phil Myers)

Soal penyebaran, Cephalophorus leucogaster atau duiker perut putih jadi yang terluas jika dibandingkan spesies lain di daftar ini. Dilansir iNaturalist, ia bisa ditemukan di Kamerun, Afrika Tengah, Republik Kongo, Republik Demokratis Kongo, Gabon, Equatotiral Guinea, hingga Uganda. Walau begitu, sebenarnya hewan ini berasal daerah daerah sub-saharan Afrika yang kering dan penuh dengan savana. Sayangnya, belum banyak yang diketahui tentang duiker perut putih sehingga penelitian mendalam tentang hewan ini harus segera dilakukan.

5. Duiker peter

duiker peter (inaturalist.org/bureaubenjamin)

Sama seperti duiker perut putih, belum banyak yang diketahui tentang Cephalophorus callipygus atau duiker peter. Dilansir Animalia, para ahli hanya tahu tentang beberapa hal mengenai hewan ini. Pertama, ia menghuni beberapa daerah seperti Kongo, Kamerun, dan Gabon. Kemudian, tingginya sekitar 50 centimeter dan bobotnya juga berat, yaitu mencapai 18 kilogram. Untungnya, walau jarang diteliti populasi hewan ini cukup melimpah. Bayangkan saja, masih ada sekitar 38,000 individu di alam liar.

Duiker dari genus Cephalophorus memang tak terlalu terkenal jika dibandingkan dengan antelope lain. Namun, eksistensi duiker harus terus dijaga. Sebab, mereka memiliki penyebaran yang sempit, populasi yang terus menurun, jarang diteliti, dan habitatnya mulai rusak. Dalam hal ini, mereka harus dijaga, dilestarikan, habitatnya harus dilindungi, dan tentunya mereka tak boleh diburu dengan sembarangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team