Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sampah mikroplastik (oceanbites.org)
Ilustrasi sampah mikroplastik (oceanbites.org)

Intinya sih...

  • Pecahan sampah plastik adalah sumber utama mikroplastik yang tersebar di lingkungan sekitar kita. Penggunaan plastik harus dikurangi untuk mengontrol keberadaan mikroplastik.

  • Industri tekstil juga menyumbang serpihan mikroplastik melalui serat pakaian sintetis, terutama saat mencuci pakaian. Air cucian yang mengandung mikroplastik kemudian akan mengalir ke aliran sungai.

  • Keausan ban kendaraan menjadi salah satu sumber utama polusi mikroplastik karena ban modern terdiri dari karet sintetis. Partikel keausan ban dapat menyebar melalui darat, laut, dan udara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mikroplastik merupakan potongan plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter. Kini, mikroplastik membawa masalah baru pada lingkungan. Kehadirannya cukup meresahkan, karena mengontaminasi makanan dan merusak ekosistem laut.

Mikroplastik ada di sekitar kita. Benda ini dihasilkan dari aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bahkan residu mikroplastik terus menumpuk dan terakumulasi di lingkungan. Jika dibiarkan, setiap sudut bumi akan penuh dengan mikroplastik. Berikut sumber utama mikroplastik yang perlu kamu tahu.

sumber rujukan;

https://www.europarl.europa.eu/topics/en/article/20181116STO19217/microplastics-sources-effects-and-solutions

https://iee.psu.edu/news/blog/microplastics-sources-health-risks-and-how-protect-yourself

https://www.beatthemicrobead.org/microplastics-vs-microbeads/

https://www.archdaily.com/1023450/a-fresh-coat-with-a-hidden-cost-the-microplastics-were-adding-with-every-brushstroke

https://www.forbes.com/sites/lauriewinkless/2024/12/18/tires-shed-millions-of-tonnes-of-microplastics-into-the-environment/

1. Pecahan sampah plastik

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/mikhail-nilov)

Pecahan sampah plastik adalah sumber terbesar penyebab mikroplastik tersebar. Plastik memang tidak bisa terurai secara organik, tetapi dapat menjadi pecahan dan potongan super kecil. Contohnya sampah kresek, bungkus makanan, hingga kemasan plastik akan terdegradasi menjadi mikroplastik dan mengontaminasi lingkungan sekitarnya.

Intinya, bungkus dan peralatan plastik yang kita gunakan sehari-hari tidak bisa hilang begitu saja. Sampah plastik akan hancur dan menjadi serpihan kecil yang dikenal sebagai mikroplastik. Sifatnya yang ringan akan mudah terbawa arus air, bercampur dengan tanah, bahkan terserap oleh makanan.

Oleh sebab itu, mengurangi penggunaan plastik sangatlah penting untuk mengontrol keberadaan mikroplastik. Beralih ke benda-benda organik dan reusable adalah solusi efektif untuk menghindari mikroplastik yang terus menumpuk.

2. Serat pakaian sintetis

ilustrasi mencuci pakaian (freepik.com/freepik)

Industri tekstil juga menyumbang serpihan mikroplastik. Karena tidak semua pakaian terbuat dari serat organik. Ada juga pakaian yang terbuat dan mengandung serat pakaian sintetis. Contohnya serat mikrofiber yang terdapat pada bahan pakaian poliester, nilon, akrilik, hingga spandex.

Pelepasan mikroplastik pada pakaian paling sering terjadi saat mencuci pakaian. Baik menggunakan mesin cuci atau manual dengan tangan. Gesekan antar pakaian membuat serat-serat plastik halus terlepas dari kain. Karena ukurannya yang tak kasat mata, maka mikroplastik tidak bisa terlihat.

Air cucian yang mengandung serat mikroplastik dari mencuci pakaian kemudian akan mengalir ke aliran sungai karena gagal tersaring oleh instalasi pengolahan air limbah. Akibatnya, mikroplastik akan lanjut mengalir ke sungai, danau, bahkan lautan.

3. Keausan ban kendaraan

ilustrasi truk (pexels.com/ywanphoto)

Secara global, keausan ban kendaraan menjadi salah satu sumber utama polusi mikroplastik. Ban modern bukan hanya terbuat dari karet alam saja, tetapi sebagian besar terdiri dari karet sintetis seperti polimer dan bahan kimia aditif seperti carbon black. Partikel polimer umumnya dikategorikan sebagai mikroplastik.

Pelepasan mikroplastik pada ban kendaraan terjadi terus menerus selama roda kendaraan beroperasi dan bergesekan dengan aspal. Kombinasi tekanan, gesekan, dan panas menyebabkan material ban terkelupas menjadi debu dan fragmen yang sangat kecil. Fragmen ini mengandung mikroplastik.

Partikel keausan ban dapat menyebar dengan kompleks melalui darat, laut, dan udara. Karena kendaraan beroda hampir bisa ditemui di mana saja. Dan paling mengkhawatirkan, partikel ban mengandung bahan kimia yang berpotensi beracun.

4. Microbeads dari produk kecantikan

ilustrasi mengaplikasikan produk kecantikan (pexels.com/shvets-production)

Selanjutnya, partikel mikroplastik ditemukan pada microbeads. Microbeads merupakan butiran-butiran plastik padat yang berukuran mikroskopis. Dalam produk kecantikan, microbeads berfungsi sebagai agen exfoliator untuk mengangkat sel kulit mati. Jadi, meskipun bermanfaat untuk kecantikan tapi berbahaya untuk lingkungan hidup.

Tidak seperti serat pakaian atau keausan ban, di mana mikroplastik dilepaskan tidak dengan sengaja. Maka, microbeads secara sengaja dilepaskan setiap kali produk kecantikan digunakan. Microbeads terkandung dalam produk skincare seperti scrub, sabun mandi, hingga pasta gigi.

5. Partikel cat bangunan yang mengelupas

ilustrasi mengecat dinding (pexels.com/n-voitkevich)

Salah satu sumber mikroplastik yang sering terabaikan adalah cat dinding. Seiring waktu, cat dinding akan akan terurai dan terkelupas. Banyak cat modern yang populer untuk bangunan mengandung polimer plastik, di mana juga mengandung mikroplastik.

Pelepasan mikroplastik dari cat terjadi melalui proses peluruhan dan pengikisan. Bisa dikarenakan pelapukan akibat cuaca atau abrasi mekanis. Jalur penyebaran mikroplastik dari cat bangunan bisa terjadi di udara dan mengontaminasi ekosistem air.

Mikroplastik ternyata dapat ditemukan di sekitar kita dalam jumlah besar tanpa kita sadari. Sebagai konsumen, kita harus lebih berhati-hati untuk memilah dan menggunakan barang yang tidak mengandung mikroplastik. Ikuti gaya hidup ramah lingkungan dengan beralih pada barang-barang organik dan bebas mikroplastik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team