ilustrasi tata surya (Pixabay.com/WikiImages)
Teori geosentris adalah sebuah gagasan teori yang menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta. Teori ini digagas oleh seorang astronom asal Yunani bernama Claudius Ptolemaeus dan Aristoteles.
Bukan hanya seorang astronom, Claudius juga seorang ahli fisika dan matematika yang cukup disegani pada zamannya. Begitu juga dengan Aristoteles, di mana ia adalah seorang filsuf besar Yunani dan murid dari Plato.
Namun, sains tentunya sangat terbuka dengan segala macam pembaharuan. Teori geosentris atau geosentrisme tidak lagi digunakan sebagai pijakan sains setelah muncul teori baru yang lebih valid, yakni teori heliosentris.
Meskipun jarak waktu di antara kedua teori tersebut cukup jauh, nyatanya memang dibutuhkan waktu lama untuk menganalisa bagaimana konsep tentang Tata Surya itu. Terlebih pada saat itu belum ada teknologi canggih seperti saat ini.
Universe Today dalam lamannya menyebutkan bahwa teori heliosentris yang dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus tersebut, telah mengubah pandangan sains secara masif. Pada abad ke-16, di mana sains mulai memainkan peranan penting, teknologi masih jauh dari kata canggih.
Namun, terbukti hingga kini, bahwa Bumi memang bukanlah pusat dari Tata Surya. Faktanya, Bumi hanyalah planet yang sama dengan planet-planet lainnya yang mengelilingi Matahari sebagai bintang terbesar di Tata Surya.