ilustrasi patung Athena (wikipedia.org/Berthold Werner)
Athena menjadi salah satu tokoh mitologi Yunani yang paling masyhur. Athena merupakan dewi Olympus yang paling menonjol dibanding rekan-rekannya. Ia dijuluki sebagai dewi perang dan dewi kebijaksanaan berkat kemahirannya dalam berperang, melindungi kota, dan wawasannya yang praktis dan luas.
Dalam sudut pandang feminisme, Athena adalah perempuan yang memiliki otoritas yang mayoritas didominasi oleh laki-laki. Ia menunjukkan bahwa perempuan dapat memiliki kecerdasan dan peran yang setara dengan laki-laki, khususnya menjadi seorang pemimpin.
Namun, di beberapa hal Athena jauh dari konsep feminisme itu sendiri. Hukuman yang ia berikan pada Medusa sebagai korban pemerkosaan membuat Athena terlihat seperti enabler atau pendukung bagi patriarki, sekaligus menunjukkan Athena tidak mendukung perempuan lain. Jadi, Athena bukan seutuhnya merepresentasikan feminisme. Tetapi di lain sisi, ia menunjukkan bahwa perempuan juga dapat memiliki posisi tinggi dan dominasi setara dengan laki-laki.
Kisah-kisah mitologi Yunani menunjukkan nuansa tokoh perempuan dalam sudut pandang feminisme yang beragam. Beberapa di antaranya ada yang melambangkan kecerdasan, kekuatan, kemandirian, atau sebuah perlawanan terhadap penindasan. Representasi feminisme dalam tokoh-tokoh tersebut tidak dapat diartikan hitam putih, melainkan sebuah kompleksitas dari perjuangan perempuan.