Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Galileo Galilei (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Galileo Galilei (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Intinya sih...

  • Galileo Galilei dihukum karena mendukung teori heliosentrisme yang bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik pada tahun 1633.

  • Giordano Bruno dieksekusi dengan dibakar hidup-hidup di Campo de' Fiori, Roma, karena gagasannya tentang alam semesta tak terbatas yang menentang pandangan Gereja.

  • Nicolaus Copernicus tidak pernah dihukum secara langsung, tapi karyanya dilarang oleh Gereja Katolik setelah kematiannya dan menjadi sumber konflik antara ilmu pengetahuan dan dogma keagamaan.

Zaman Renaisans sering dianggap sebagai titik balik besar dalam sejarah pemikiran manusia. Di era ini, ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat mengalami lonjakan luar biasa. Namun, di balik kemajuan intelektual tersebut, banyak tokoh brilian justru menghadapi risiko besar—bahkan hukuman berat—karena gagasan-gagasan mereka bertentangan dengan doktrin yang telah mapan.

Bagi para pemikir ini, kebenaran ilmiah menjadi perjuangan hidup. Penemuan yang kita anggap dasar ilmu pengetahuan hari ini dulu bisa menjadi alasan seseorang diadili, dipenjara, bahkan dihukum mati. Berikut adalah lima tokoh zaman Renaisans yang mengalami tekanan, hukuman, atau sensor karena penemuan dan keyakinan ilmiahnya

1. Galileo Galilei

Galileo Galilei (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Galileo Galilei adalah salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah sains yang mengalami hukuman karena pandangan ilmiahnya. Ia mendukung teori heliosentrisme, yang menyatakan bahwa Bumi mengelilingi Matahari—sebuah ide revolusioner yang bertentangan dengan ajaran resmi Gereja Katolik saat itu yang masih menganut pandangan geosentris.

Pada tahun 1633, ia diadili oleh Inkuisisi Romawi karena membela pandangan heliosentris melalui bukunya Dialogue Concerning the Two Chief World Systems. Meskipun di bawah tekanan, Galileo tetap mempertahankan integritas ilmiahnya, meskipun akhirnya ia dipaksa untuk secara publik menarik kembali pendapatnya. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, yang kemudian diringankan menjadi tahanan rumah.

2. Giordano Bruno

Giordano Bruno (commons.wikimedia.org/Berthold Werner)

Giordano Bruno merupakan seorang filsuf Renaisans yang dihukum secara ekstrem karena gagasannya yang dianggap menyesatkan. Ia memperluas ide heliosentrisme Kopernikus dengan mengusulkan konsep alam semesta tak terbatas yang berisi planet-planet berpenghuni, yang secara langsung menentang pandangan Gereja.

Selain itu, Bruno juga menolak untuk menarik kembali keyakinannya meskipun mendapat tekanan selama bertahun-tahun. Setelah proses persidangan panjang oleh Inkuisisi Romawi yang berlangsung hampir delapan tahun, Bruno dinyatakan bersalah atas ajaran sesat. Pada tahun 1600, ia dieksekusi dengan dibakar hidup-hidup di Campo de' Fiori, Roma.

3. Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus (pixabay.com/No Author)

Nicolaus Copernicus adalah pelopor teori heliosentris yang menandai awal dari revolusi ilmiah. Dalam karyanya De Revolutionibus Orbium Coelestium yang terbit pada tahun 1543, ia mengemukakan bahwa Matahari adalah pusat tata surya, bukan Bumi. Meskipun pemikirannya sangat kontroversial dan mengguncang dasar pandangan kosmos saat itu, Copernicus sendiri tidak pernah dihukum secara langsung.

Ia adalah seorang rohaniwan Katolik yang justru mendapat dukungan dari sebagian kalangan Gereja untuk menerbitkan teorinya. Baru setelah kematiannya, pada tahun 1616, Gereja Katolik melarang ajaran heliosentris dan menempatkan bukunya ke dalam Indeks Buku Terlarang. Dengan demikian, meskipun ia lolos dari hukuman pribadi, ide-idenya tetap menjadi sumber konflik antara ilmu pengetahuan dan dogma keagamaan.

4. Giambattista Della Porta

Giambattista Della Porta (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Giambattista della Porta adalah seorang cendekiawan Renaisans yang dikenal karena minatnya pada filsafat alam, optik, dan okultisme. Meskipun ia tidak mengalami hukuman formal seperti penjara atau eksekusi, aktivitas ilmiahnya tetap mendapat pengawasan ketat. Pada 1578, Inkuisisi membubarkan Accademia dei Segreti, perkumpulan ilmiah yang ia dirikan, karena dicurigai terlibat dalam praktik okultisme.

Giambattista dipanggil ke Roma, dan meskipun selamat dari hukuman langsung, ia dilarang menulis atau menerbitkan karya-karya terkait ramalan dan sihir. Larangan tersebut secara efektif menyensor sebagian besar pemikirannya dan membatasi ruang geraknya sebagai ilmuwan. Meski begitu, della Porta terus berkarya, memilih jalur yang lebih hati-hati.

5. Bernardino Telesio

Bernardino Telesio (commons.wikimedia.org/Superchilum)

Bernardino Telesio adalah seorang pemikir yang mencoba menggantikan filsafat Aristoteles dengan pendekatan empiris yang lebih dekat pada pengamatan langsung terhadap alam. Meskipun gagasan-gagasannya cukup radikal dan menantang doktrin filsafat tradisional yang dilindungi oleh Gereja, ia sendiri tidak pernah dihukum secara langsung selama hidupnya.

Hubungan baiknya dengan beberapa pejabat tinggi Gereja kemungkinan besar menjadi faktor yang melindunginya dari penganiayaan. Namun, sesudah wafatnya, pada tahun 1596, karya-karyanya dimasukkan ke dalam Indeks Buku Terlarang Gereja Katolik karena dianggap menyimpang. Ini menandakan bahwa meskipun ia tidak mengalami penganiayaan semasa hidup, pemikirannya tetap dianggap berbahaya.

Zaman Renaisans memang membuka jalan bagi kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan, namun juga menunjukkan bahwa keberanian intelektual datang dengan risiko nyata. Tokoh-tokoh di atas menunjukkan bahwa memperjuangkan kebenaran ilmiah bisa berarti harus menghadapi tekanan, pengawasan, bahkan hukuman dari otoritas yang merasa terancam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team