Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Azadirachta indica
Azadirachta indica (commons.wikimedia.org/Kwameghana)

Intinya sih...

  • Ageratum conyzoides dapat dijadikan pestisida nabati karena kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, dan minyak atsiri yang aktif melawan hama dan patogen tanaman.

  • Azadirachta indica atau tanaman mimba mengandung azadirachtin yang mampu menghambat pertumbuhan serangga.

  • Annona muricata atau sirsak memiliki daun yang efektif sebagai insektisida alami untuk mengendalikan ulat, belalang, dan beberapa jenis serangga pengganggu tanaman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pestisida merupakan zat yang diberikan pada tanaman untuk mengendalikan, mencegah, atau membasmi organisme pengganggu, seperti hama, penyakit, gulma, atau organisme yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman kebun. Tahukah kamu jika ternyata pestisida untuk tanaman dapat dihasilkan oleh bangsa tumbuhan itu sendiri? Ya, pestisida jenis ini disebut dengan pestisida nabati.

Selain ramah lingkungan, pestisida nabati juga lebih cepat terurai di alam, lho. Nah, ini dia 5 tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida nabati. Yuk, simak bareng-bareng siapa tahu tumbuhan ini ada di sekitar rumahmu!

1. Ageratum conyzoides

Ageratum conyzoides (commons.wikimedia.org/Vengolis)

Ageratum conyzoides merupakan tumbuhan gulma dari anggota suku Asteraceae yang memiliki nama lokal beragam di berbagai daerah Indonesia. Salah satunya di Pulau Jawa, tumbuhan ini dikenal dengan bandotan dan di Sunda sebagai babandotan. Secara umum bandotan merupakan tumbuhan pengganggu di sektor pertanian karena perkembangannya yang cepat mampu menjadi saingan tanaman pokok dalam memperebutkan nutrisi hara, air, dan cahaya matahari yang dapat menurunkan hasil panen.

Eits, tenang saja ada alternatif yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan tumbuhan gulma ini dengan menjadikannya sebagai pestisida nabati. Dilansir Science Direct, Ageratum conyzoides aktif melawan berbagai hama dan patogen tanaman karena adanya senyawa flavonoid, alkaloid, dan minyak atsiri. Khasiatnya yang sebanding dengan pestisida sintetis dan dampak lingkungan terhadap serangga bermanfaat jauh lebih rendah daripada pestisida sintetis membuat pestisida dari tumbuhan gulma ini layak dikomersialkan atau menjadi tanaman industri.

2. Azadirachta indica

Azadirachta indica (commons.wikimedia.org/Kwameghana)

Tanaman mimba atau neem merupakan tanaman hijau tropis dari India dan Myanmar. Daun tanaman ini telah banyak digunakan dalam dunia kecantikan sebagai bahan masker dan perawatan kulit. Biji dan minyak neem juga sudah populer digunakan sebagai pestisida nabati.

Dilansir Frontiers, biji pohon mimba mengandung 40% minyak dengan azadirachtin sebagai bahan aktif utama. Kandungan senyawa azadirachtin yang ada pada tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan serangga sehingga meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman secara organik. Pertahanan kimia internal yang ada pada bagian tanaman mimba tak hanya membuat tanaman ini bebas dari serangan hama, tetapi juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan strategi pengendalian hama yang efisien bagi tanaman lain.

3. Annona muricata

Annona muricata (commons.wikimedia.org/Wilfredor)

Annona muricata lebih dikenal dengan sebutan lokal tanaman sirsak. Bagian daun sirsak memiliki kandungan senyawa acetogenin yang sifatnya sebagai insektisida alami dan dinilai efektif untuk mengendalikan ulat, belalang, dan beberapa jenis serangga pengganggu tanaman.

Dilansir Pharmacy Education, penelitian terkait daun sirsak sebagai pestisida alami menyatakan bahwa tanaman daun sirsak dapat bertindak sebagai antifeedant dalam jumlah tertentu dan sebagai racun perut pada konsentrasi rendah bagi serangga, seperti lalat buah. Senyawa lain dalam daun sirsak yaitu flavonoid juga diyakini mampu membunuh lalat buah.

4. Alpinia galanga

Alpinia galanga (commons.wikimedia.org/Yercaud-elango)

Siapa sangka, tanaman rempah yang biasanya dijumpai di dapur sebagai pelengkap bumbu masakan, nyatanya juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida yang ramah lingkungan, lho. Alpinia galanga atau lebih dikenal dengan lengkuas memiliki potensi besar dalam pengembangan insektisida botani di masa depan untuk pengendalian hama serangga.

Rimpang lengkuas mengandung senyawa bioaktif, seperti flavonoid, saponin, dan minyak atsiri. Senyawa tersebut memiliki sifat antimikroba serta antifungi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen penyebab penyakit tanaman serta membantu mengendalikan serangga hama secara alami.

5. Carica papaya

Carica papaya (commons.wikimedia.org/Joydeep)

Carica papaya atau pepaya merupakan tanaman tropis dengan bagian daunnya yang bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Daun pepaya mengandung senyawa alkaloid, papain, serta saponin bersifat insektisida untuk mengganggu sistem pencernaan serangga pemakan daun. Selain memberikan efek insektisida bagi tanaman, daun pepaya yang diolah menjadi pestisida nabati juga bermanfaat memberikan efek fungisida dan mikrobisida.

Selain itu, ekstrak daun pepaya juga berfungsi sebagai repelen yang mampu mengusir beberapa jenis hama. Penggunaan pepaya sebagai pestisida nabati dinilai aman, mudah dibuat, dan yang terpenting mampu mendukung sistem pertanian organik tanpa meninggalkan residu berbahaya bagi lingkungan.

Itu dia 5 tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai bahan pestisida alami atau nabati untuk mengurangi penggunaan pestisida dari bahan kimia sintetik. Meskipun memiliki kelebihan, tetapi penggunaan pestisida nabati tetap memiliki kelemahan di antaranya efek yang lebih lambat dan perlu aplikasi lebih sering. Nah, apakah kamu tertarik untuk mencoba membuat pestisida nabati sendiri di rumah? Pastikan untuk mencari petunjuk pembuatan yang tepat supaya efektif diaplikasikan ke tumbuhan kesayanganmu agar tidak diganggu serangga dan hama lagi, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team