Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
theatlantic.com

Apa pun yang berkaitan dengan luar angkasa pastinya selalu mengundang rasa penasaran kita. Bukan hanya karena begitu luasnya alam semesta ini, tetapi juga karena adanya peristiwa-peristiwa menarik yang terjadi.

Ada salah satu dari fenomena langit yang sering terjadi setiap tahunnya. Para astronom amatir menyebutnya sebagai supermoon. Mau tahu lebih dalam lagi? Dilansir laman Space Weather Live dan Earth Sky, simak penjelasan berikut ini, yuk!

1. Supermoon terjadi karena kelengkungan orbit Bulan

theatlantic.com

Semua benda langit yang ada di tata surya kita ini, seperti planet, komet, asteroid, dan Bulan, memiliki orbitnya sendiri saat mengelilingi Matahari. Namun, tahukah kamu kalau semua bentuk lintasan orbit mereka itu tidaklah berbentuk lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips atau lonjong.

Dalam dunia astronomi, nilai kelengkungan orbit disebut sebagai eksentrisitas (e). Semakin besar nilai e, menandakan semakin besar pula kelengkungannya atau semakin lonjong. Salah satu benda di tata surya yang memiliki nilai eksentrisitas tinggi yaitu komet yang memiliki bentuk orbit parabola, bahkan hiperbola.

Bulan sendiri memiliki eksentrisitas orbit sebesar 0,0549 terhadap Bumi sehingga bentuk orbit yang dimilikinya yaitu elips, dengan Bumi sebagai titik fokus pada orbitnya membuat Bulan memiliki jarak yang tidak tetap.

Coba kamu perhatikan gambar di bawah ini.

jpl.nasa.gov

Terdapat dua titik pada orbit Bulan dalam mengelilingi Bumi. Keduanya ialah titik perigee dan apogee. Perigee didefinisikan sebagai titik jarak terdekat Bulan dengan Bumi, sementara apogee merupakan kebalikan dari perigee sebagai titik jarak terjauh Bulan dengan Bumi.

2. Nama supermoon tidak diakui oleh IAU

Editorial Team

Tonton lebih seru di