Di hutan lebat Afrika Barat, hidup salah satu primata paling elegan dan langka di dunia — Roloway Monkey (Cercopithecus roloway). Dengan bulu hitam kontras dengan bercak berwarna merah tua di punggungnya, dan janggut putih panjang di dagunya, spesies ini tampak seperti mengenakan mantel resmi alam. Sayangnya, keindahan mereka kini terancam punah akibat deforestasi dan perburuan. Tapi di balik statusnya yang kritis, Roloway Monkey menyimpan berbagai fakta menarik yang menunjukkan betapa unik dan pentingnya mereka bagi ekosistem hutan tropis Afrika. Berikut faktanya!
6 Fakta Unik Roloway Monkey, Keberadaannya di Ujung Kepunahan!

Intinya sih...
Primata Langka yang Hanya Hidup di Dua Negara
Monyet Roloway hanya hidup di Pantai Gading dan Ghana
Mereka tinggal di kanopi hutan tua, dataran rendah, dan rawa
Tidak bisa beradaptasi di hutan terdegradasi oleh manusia
Janggut Putih yang Menjadi Ciri Khas dan Pembeda
Roloway memiliki janggut putih panjang sebagai ciri khasnya
Memiliki perbedaan fisik dengan Monyet Diana
Dimorfisme seksual, jantan lebih besar dari betina
1. Primata Langka yang Hanya Hidup di Dua Negara
Monyet Roloway merupakan primata endemik asal dua negara di Afrika Barat yaitu Pantai Gading dan Ghana. Mereka tinggal di kanopi hutan tua yang rimbun dan lembap, dataran rendah, dan rawa. Mereka dapat ditemukan dari Sungai Pra di Ghana hingga sebelah timur sungai Sassandra di Pantai Gading. Mereka juga dapat pernah ditemukan di Kakum, Ghana. Namun kini, beberapa populasi diketahui masih hidup terbatas di alam liar, di hutan-hutan yang relatif tidak terganggu atau hutan primer dan mereka sangat menyukai tinggal di sana. Walau begitu, mereka sangat tidak bisa beradaptasi di hutan atau lingkungan yang telah terdegradasi oleh aktivitas manusia.
2. Janggut Putih yang Menjadi Ciri Khas dan Pembeda
Dulu mereka dianggap sebagai sub-spesies dari Monyet Diana. Namun, kini mereka telah menjadi spesies tersendiri. Dulu dianggap menjadi satu spesies dengan Monyet Diana karena keduanya memiliki bulu abu-abu gelap yang menutupi sebagian besar tubuhnya, dengan bercak-bercak merah tua atau cokelat yang mencolok di punggung bawahnya dan bulu berwarna merah atau oranye di sepanjang paha bagian dalam. Sementara di bagian dada dan paha bagian luar berwarna krem muda. Selain itu, bulu krem muda ini juga terdapat pada lengan bawah, telinga, dan janggut mereka.
Karena kini telah menjadi dua spesies yang berbeda, terdapat beberapa ciri yang cukup mencolok yang membedakan antara Monyet Roloway dan Monyet Diana. Yang pertama dan yang cukup menonjol adalah janggut milik Roloway lebih panjang daripada Monyet Diana. Kedua, terdapat garis-garis bulu krem di alisnya yang akan tampak tegas daripada Monyet Diana. Namun, ada juga perbedaan yang tidak begitu mencolok, yaitu Monyet Roloway tidak mempunyai jumbai telinga, bulu berwarna terang di paha bagian dalam, dan bercak merah tua di punggungnya cenderung lebih tinggi.
Mereka menunjukkan dimorfisme seksual, yang di mana jantan memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan betina. Jantan memiliki ukuran tubuh sekitar 64 cm dan berat sekitar 5,2 kg. Sementara betina memiliki ukuran tubuh sekitar 57 cm dan berat sekitar 2,3 kg. Karena ukuran dan massa mereka yang besar ini menjadikan mereka dikenal sebagai pemilik tubuh terbesar di genusnya Cercopithecus. Selain dilihat dari ukurannya, jantan dan betina dapat dibedakan melalui gigi taringnya, yang di mana gigi taring jantan lebih panjang dibandingkan dengan betina.
3. Termasuk dalam Kelompok Monyet Hutan Pemalu
Berbeda dari beberapa primata lain, Roloway sangat waspada dan cenderung menghindari kontak dengan manusia. Setiap kali manusia mendekat, mereka aktif melarikan diri. Mereka lebih banyak bersembunyi di pepohonan tinggi. Walaupun mereka didukung dengan ekor yang sangat panjang, yang bahkan panjangnya dua kali lipat dari ukuran tubuhnya, mereka jarang menunjukkan aksi akrobatiknya, sebab seperti mereka tahu bahwa jika mereka melakukannya akan menarik perhatian predator ataupun manusia. Selain karena lebih banyak tinggal di kanopi hutan, habitat tempat tinggal mereka juga sangatlah sulit untuk di jangkau, sehingga menyulitkan penelitian lebih lanjut mengenai kehidupan dan perilaku monyet Roloway ini.
4. Pemakan Segala yang Penting Bagi Ekosistem Hutan
Mereka adalah pemakan segala atau omnivora. Mereka mencari makanan di siang hari, yang di mana makanannya meliputi buah-buahan, serangga, daun, hingga bunga. Dilansir dari New England Primate Conservancy, spesies ini sangat pemakan serangga, memburu invertebrata besar yang merayap di antara tajuk pohon, serta mencari telur dan larva mereka. Mereka juga menunjukkan pola makan yang dapat berubah seiring musim. Dalam sebuah penelitian diketahui pada musim hujan mereka lebih banyak memakan serangga, sementara di musim kemarau mereka lebih banyak mengonsumsi buah-buahan. Sebagai primata yang aktif memakan buah-buahan, mereka turut berperan dalam regenerasi hutan, dengan melakukan penyebaran biji melalui kotoran mereka. Selain itu, karena mereka sangat menyukai serangga, mereka juga diketahui turut membantu dalam menjaga populasi serangga agar tetap stabil.
5. Monyet Dewasa Membantu Pertumbuhan Sang Bayi
Mereka hidup dalam jumlah kelompok yang bervariasi, rata-rata berkisar 6-22 ekor per kelompoknya. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkelana mencari makan, dan beristirahat. Namun, yang unik dari kehidupan kelompoknya ini adalah pada saat mereka beristirahat – yang di mana pada saat beristirahat, mereka meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan anggota kelompoknya. Para monyet dewasa saling merawat, membentuk, dan memelihara ikatan sosial mereka. Mereka menggunakan vokalisasi, postur tubuh, gestur fisik, dan ekspresi wajah, untuk berkomunikasi. Sementara para bayi, meluangkan waktu istirahatnya untuk bermain yang dapat melatih keterampilan yang akan sangat membantu mereka saat dewasa nanti.
6. Berstatus Kritis di Alam Liar
Sayangnya statusnya kini telah Critically Endangered atau kritis terancam punah oleh IUCN, dan masuk dalam The IUCN’s Red List of Threatened species. Selain itu, mereka juga masuk dalam The 25 Rarest Primates in The World. Mereka banyak diburu untuk dikonsumsi dagingnya karena tubuhnya yang besar oleh pemburu lokal, dan juga dagingnya dijual di pasar daging hewan liar. Dikutip dari New England Primate Conservancy, hal tersebut menyebabkan penurunan populasi lebih dari 90%. Selain itu, penegakkan hukum dalam melindungi spesies ini sangatlah kurang ketat. Dulu yang sering terlihat berkeliaran di hutan bahkan hutan lindung sekalipun, kini mereka tidak menampakkan diri sama sekali. Selain ancaman perburuan, mereka juga menghadapi ancaman besar akibat habitatnya yang telah hilang. Penebangan pohon, alih fungsi hutan menjadi pertanian, hingga pembangunan infrastruktur. Apalagi mereka sangat sensitif pada habitat yang terdegradasi.
Karena hidup mereka terus dihantui dengan ancaman, sehingga mereka terlampir dalam perjanjian CITES (Convention on Internasional Trade in Endangered Species). Selain itu, upaya konservasi tengah dilakukan dengan melibatkan masyarakat lokal. Kini proyek konservasi tengah dilakukan di hutan Tanoe dan hutan Kwabre. Namun memang, upaya ini masih kurang karena habitatnya yang sebagian besar sudah terfragmentasi. Dilansir dari New England Primate Conservancy, harapan terbaik terakhir mereka mungkin terletak pada program pengembangbiakan yang dapat menjaga keberadaan Roloway cukup lama, hingga bisa dilepas-liarkan kembali di hutan yang aman.
Roloway Monkey adalah simbol keindahan sekaligus kerapuhan alam Afrika Barat. Dengan janggut putihnya yang khas dan perilaku pemalunya, mereka mengingatkan kita bahwa setiap spesies mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Kini, nasib mereka berada di tangan manusia – apakah kita memilih untuk membiarkan keindahan ini hilang, atau melindunginya agar tetap hidup di antara pepohonan yang menjadi rumahnya?