Nama Dewaruci diambil dari nama sosok Dewa dalam kisah klasik Pewayangan Jawa. Alkisah pada suatu waktu, Bima, putera ke-2 mendiang Prabu Pandu Dewanata, Raja besar Kerajaan Hastinapura mendapat perintah dari gurunya Resi Drona untuk mencari air suci Tirta Perwitasari yang akan memberinya pemahaman akan arti kehidupan.
Prabu Pandu memiliki 5 orang Putera yang dikenal dengan nama Pandawa 5, namun sayang usia Prabu Pandu amatlah singkat. Raja yang terkenal karena kesaktian dan kebijaksanaannya ini wafat sebelum para putranya beranjak dewasa.
Dari 5 bersaudara putra Pandu tersebut, Bima memiliki wujud fisik yang paling berbeda dari saudara-saudaranya. Digambarkan tingginya kira-kira 2 kali tinggi orang dewasa, badannya kekar dan berotot dengan sorot mata yang tajam, wujud fisiknya lebih menyerupai raksasa daripada seorang manusia biasa. Dalam kisah pewayangan, tokoh Bima melambangkan kekuatan jasmani seorang manusia.
Bima selalu haus akan pelajaran ilmu pengetahuan dan selalu menghormati serta percaya pada apa yang diajarkan gurunya, maka ketika Resi Drona memerintahkannya untuk mencari air suci Tirta Perwitasari, tanpa berpikir panjang dia segera meninggalkan Keraton dan masuk hutan yang penuh dengan marabahaya.
Dengan kekuatannya isi hutan diobrak-abrik untuk mencari air suci tersebut hingga bertemu dua orang raksasa yang kemudian dibunuhnya. Raksasa tersebut ternyata adalah jelmaan Dewa Bayu dan Dewa Indra yang akhirnya memberikan wejangan-wejangan dan benda pusaka kepadanya. Bima kembali ke Keraton namun hatinya belum puas karena belum menemukan air yang dicari.
Ketika bertemu Resi Drona gurunya, dia diberitahu bahwa air suci tersebut adanya di dasar Samudera, dan sekali lagi tanpa ragu Bima akan masuk ke dasar samudera untuk mencari air suci tersebut. Ibu dan saudara-saudara Bima tidak setuju kalau Bima pergi masuk ke dasar samudera dan curiga bahwa hal itu adalah siasat para Kurawa untuk melenyapkan Bima melalui resi Drona. Namun Bima adalah sosok yang teguh pendiriaannya jika sesuatu telah diputuskan. Bima tetap berangkat diiringi dengan rasa sedih Ibu dan saudara-saudaranya.
Tanpa ragu Bima terjun ke laut. Gulungan ombak ganas melumat tubuhnya, bagaimanapun kuatnya Bima ,dia tetaplah seorang manusia biasa yang tidak akan berdaya di hadapan kekuatan alam yang besar. Ketika dia dihempas ombak yang ganas seekor ular naga besar menyambar dan langsung melilit tubuhnya, sekuat tenaga Bima melawan ular besar tersebut hingga akhirnya leher ular naga besar tersebut berhasil dirobek oleh kuku saktinya, kuku Pancanaka. Ular langsung mati setelah ditusuk kuku sakti tersebut.
Setelah ular berhasil dibunuh dan Bima sudah pasrah akan apa yang terjadi dalam hidupnya, ombak menjadi tenang dan tiba-tiba muncul sosok kecil seperti dirinya, sosok itu besarnya hanya sebesar telapak tangannya, sosok tersebut bernama Dewa Ruci. Dewa Ruci meminta Bima memasuki dirinya melalui telinga kirinya. Meski sempat ragu, Bima menurutinya dan ketika Bima memasuki tubuh Dewa Ruci dia melihat dunia yang besar ada di dalam sana, sebuah tempat yang tampak begitu damai.
Dewa Ruci memberikan wejangan bahwa air kehidupan itu ada di dalam diri kita masing-masing dan kita bisa melihatnya asalkan kita berjalan sesuai kehendak Sang Pencipta. Dalam diri setiap orang ada Cahaya yang akan menuntun pada kebaikan namun terkadang kekhawatiran dan hawa nafsu menghalangi Cahaya tersebut.
Kepasrahan kepada sang pencipta akan selalu menuntun kita kepada Cahaya itu. Akhirnya pemikiran Bima terbuka mengenai pemaknaan kehidupan dan mengucapkan terima kasih kepada Dewa Ruci. Sosok Dewa Ruci lenyap dan Bima berhasil keluar dari Samudera dan kembali ke Keraton. Setelah kembali, Bima memberikan pengajaran mengenai apa yang telah didapatnya dari Dewa Ruci kepada saudara-saudaranya.
Dengan penamaan kapal dengan nama Dewaruci diharapkan pelaut-pelaut yang lahir dari kapal latih ini akan menemukan jati dirinya --sebagaimana Bima menemukan makna kehidupan dalam diri Dewa Ruci--sehingga menjadikan mereka berkarakter, trengginas dan tangguh dalam menjaga wilayah maritim Negara Kesatuan Republik Indonesia.