Perang Dunia II di Amerika Selatan hanya mengandalkan sedikit senjata, yang berarti hanya sedikit nyawa yang melayang. Namun wilayah itu lebih condong dengan perang ekonomi dan propaganda. Menurut Britannica, hanya Brasil yang berpartisipasi dalam skala besar, mengirimkan pasukan ekspedisi ke Italia untuk membantu mengusir fasisme.
Namun, setelah perang berakhir secara resmi, saat itulah Amerika Latin terlibat secara serius. Beberapa Nazi yang terkenal melarikan diri ke Amerika Selatan, dibantu oleh komunitas besar Jerman di Chili, Brasil, dan Argentina. Dukungan mereka pun meluas lebih jauh, tepat ke jantung pemerintah Argentina.
Meskipun Argentina secara simbolis menyatakan perang terhadap Nazi di hari-hari terakhir konflik, namun tidak semua orang mendukungnya, termasuk Juan Peron, presiden kala itu. Seperti yang dijelaskan oleh History, setelah Berlin jatuh, Peron memerintahkan intelijennya untuk membantu Nazi yang melarikan diri ke Argentina. Pada awal 1946, jaringan "ratlines" menyelundupkan para Nazi ke tempat yang aman.
Hingga 9.000 Nazi yang masih buron berhasil mencapai Amerika Selatan dengan paspor darurat yang dikeluarkan oleh Palang Merah, orang-orang yang terlibat dijuluki "the Butcher of Riga" dan "the Angel of Death."
Orang-orang Peron bahkan meminta pejabat Vatikan untuk membantu memalsukan dokumen, beberapa di antaranya tidak mengetahui niat sebenarnya. Akhirnya, sekitar 5.000 Nazi menjalani kehidupan mereka di Argentina, dan tidak pernah diadili atas kekejaman yang telah mereka lakukan.