ilustrasi bajak laut (commons.wikimedia.org/Pac-Kups Inc)
Kapal bajak laut sering digambarkan sebagai tempat yang sembrono dan tidak memiliki aturan. Dengan begitu, para awak kapal bisa mabuk sepuasnya dan juga sering terjadi pemberontakan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kapal perompak sebenarnya terorganisasi dengan baik dan canggih.
Awak kapal bajak laut itu beragam, terdiri dari budak dan sukarelawan yang dibebaskan yang memiliki hubungan baik satu sama lain di luar pekerjaan. Dikutip The New Yorker, kapal perompak diatur oleh konstitusi sederhana yang menjabarkan hak dan kewajiban awak kapal, penanganan perselisihan, dan pembayaran insentif serta asuransi untuk memberikan hak awak kapal yang terlibat dalam pertempuran.
Bajak laut tertarik dengan pemerintahan yang demokratis, seperti berlayar di bawah pemerintahan otokratis Angkatan Laut Kerajaan. Kapten dan quartermaster dipilih dan posisi mereka tidak dijamin. Rampasan akan dibagi-bagikan secara merata, seperti yang telah disepakati secara tertulis, dan ada hakim juga yang bertugas untuk menghukum tindak kejahatan.
Meskipun begitu, bajak laut bukanlah orang yang paling baik. Seperti yang dikatakan ahli bajak laut, Kenneth Kinkor, "Mereka adalah orang-orang yang jahat, brutal, dan kejam. Tapi mereka hidup di zaman yang luar biasa jahat, brutal, dan kejam."