Konsep negara kesejahteraan (welfare state) memang sangat erat kaitannya dengan abad ke-20. Namun, jauh dari produk dunia modern, negara kesejahteraan ternyata memiliki akar yang merentang sampai ke zaman kuno.
Menurut Aristoteles, negara-kota Athena memasukkan ketentuan kesejahteraan masyarakat dalam konstitusinya. Pada saat itu, siapa pun yang memiliki kurang dari tiga minae (600 minae setara dengan 57 pon perak) dan tidak mampu bekerja akan diberikan hibah dari "kas publik."
Selain Athena kuno, Israel kuno juga memiliki program untuk memastikan agar orang miskin didukung oleh persepuluhan (tithe). Namun, mungkin tidak ada "negara kesejahteraan" kuno yang sebanding dengan Kekaisaran Maurya di India kuno. Seperti pemerintahan di era modern, saat itu Kekaisaran Maurya terlibat dengan segala bidang yang menyangkut kemasyarakatan.
Pada masa itu, proyek bangunan tertentu dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan pajak atau bahan bangunan secara gratis. Seperti yang tertulis dalam buku State and Government in Ancient India, anak yatim, orang tua, orang sakit, dan ibu muda akan mendapatkan bantuan dari kekaisaran. Juga, pengangguran akan dicarikan pekerjaan.
Namun, hal yang paling mengesankan dari semuanya adalah bahwa ada suatu sistem untuk menaikkan pajak orang kaya pada masa kelaparan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memberi makan orang miskin.
Sebagai perbandingan, kelas penguasa Inggris tidak akan memberikan satu sen pun selama peristiwa Kelaparan Irlandia pada tahun 1840-an. Seharusnya, mereka bisa belajar sesuatu dari sistem pemerintahan India kuno.
Nah, itu tadi 6 momen progresif yang sudah terjadi sebelum masehi. Ternyata, dunia kuno tidak sekolot seperti yang kita bayangkan. Nyatanya, justru mereka lah yang terlebih dulu memberlakukan beberapa aturan yang progresif, jauh sebelum kita menerapkannya di era modern.