6 Organisasi Teroris yang Tidak Memiliki Kaitan dengan Islam

Aksi terorisme di belahan dunia yang seringkali membawa nama Islam telah menimbulkan fenomena Islamophobia terutama di negara-negara barat. Keberadaan organisasi teroris di Timur Tengah seperti ISIS dianggap mewakili kepentingan umat Islam. Hal ini kemudian memicu stigma negatif terhadap penganut agama Islam.
Islam akhirnya seringkali dituduh atas kemunculan serangan teroris di seluruh dunia. Akan tetapi pada faktanya tidak semua berbagai aksi terorisme yang terjadi membawa nama Islam. Beberapa di antara serangan teroris seringkali muncul akibat masalah diskriminasi terhadap etnis tertentu atau pergerakan politik yang sama sekali tidak membawa nama Islam. Berikut enam organisasi teroris yang tidak memiliki kaitan dengan Islam.
1. Partiya Karkeren Kurdistane (PKK)
Partai Pekerja Kurdistan atau Partiya Karkerên Kurdistanê biasa disingkat PKK, adalah organisasi politik sekaligus militan yang terlibat dalam gerakan gerilya bersenjata melawan pemerintah Turki untuk membentuk negara baru yaitu The Great Kurdistan. PKK didirikan pada tahun 1978 oleh Abdullah Ocalan. Organisasi ini memiliki ideologi Marxisme-Leninisme.
Mereka berbasis di wilayah pegunungan tenggara Turki dan Irak utara. Kemunculan organisasi PKK tidak bisa dilepaskan dari ketidakpuasan yang dialami oleh etnis Kurdi di Turki. Pemerintah Turki dianggap melarang kebebasan berekspresi bagi masyarakat etnis Kurdi.
Dalam sejarahnya pemerintah Turki sejak kepemimpinan Kemal Ataturk sudah menolak keberadaan etnis Kurdi. Melalui penerapan ideologi Kemalism, pemerintahan Kemal Ataturk berusaha mendirikan negara Turki yang homogen secara etnik, bahasa dan budaya.
Sejak saat ini pemerintah Turki memberlakukan kebijakan seperti melarang penggunaan nama Kurdi kepada bayi, pembatasan hak atas akses pendidikan serta pelarangan penggunaan bahasa Kurdi.
PKK kemudian melancarkan serangan terhadap aparat keamanan Kurdi dan menyerang fasilitas publik. Dalam melakukan perlawanan terhadap pemerintah Turki, PKK menggunakan taktik penyergapan, sabotase, dan demonstrasi. Misalnya PKK pernah bertanggung jawab atas serangan bom di ibu kota Turki, Ankara, yang menewaskan 37 orang.
Dalam melawan ancaman teror dari organisasi PKK, pemerintah Turki kemudian mengadakan operasi militer. Misalnya pada tanggal 20 November 2022, militer Turki melancarkan "Claw Sword Operation" di daerah Irak bagian utara untuk membasmi para militan Kurdi yang mendiami wilayah tersebut.