Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret burung hantu (unsplash.com/Dmitrii Zhodzishskii)

Intinya sih...

  • Penglihatan malam super tajam pada burung hantu, kucing, dan tarsius berkat jumlah sel batang yang banyak dan ukuran pupil yang dapat membesar secara ekstrem.

  • Pendengaran ultratajam pada burung hantu, kelelawar, dan tikus tanah memungkinkan mereka mendeteksi arah suara dengan sangat akurat.

  • Sistem ekolokasi digunakan oleh kelelawar, paus bergigi, dan lumba-lumba untuk "melihat" lingkungan mereka melalui suara berfrekuensi tinggi.

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana hewan malam bisa bergerak begitu lincah dan akurat meski dalam kegelapan? Dunia malam ternyata bukanlah batas bagi sebagian makhluk hidup—justru itu adalah habitat utama mereka. Di balik gelapnya malam, tersembunyi sistem sensorik yang luar biasa canggih dan membuat kita terkagum-kagum.

Hewan malam telah berevolusi dengan kemampuan sensorik yang sangat berbeda dari manusia. Mereka mengandalkan penglihatan, pendengaran, penciuman, hingga kepekaan terhadap suhu atau getaran untuk bertahan hidup. Artikel ini akan membahas enam sistem sensorik paling unik dari para penghuni malam yang mungkin belum pernah kamu pikirkan sebelumnya.

1. Penglihatan malam super tajam

potret kucing (unsplash.com/Jack Blueberry)

Saat malam tiba dan cahaya meredup, penglihatan manusia menjadi terbatas. Tapi bagi burung hantu, kucing, dan tarsius, malam justru menjadi waktu terbaik untuk beraktivitas. Rahasianya terletak pada mata mereka yang jauh lebih sensitif terhadap cahaya. Hewan-hewan ini memiliki jumlah sel batang (rod cells) yang sangat banyak dibanding manusia. Sel batang ini memungkinkan mereka menangkap cahaya dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun.

Tak hanya itu, ukuran pupil mereka bisa membesar secara ekstrem saat malam hari untuk menyerap cahaya lebih maksimal. Mata mereka seolah dirancang khusus untuk melihat di tempat gelap. Inilah mengapa burung hantu bisa membidik mangsa dari kejauhan dalam gelap, dan kucing bisa berjalan tanpa menabrak apa pun meski lampu mati total. Kemampuan visual ini membuat mereka menjadi penguasa malam yang memukau.

2. Pendengaran ultratajam untuk mendeteksi mangsa

potret tikus tanah (unsplash.com/ahmad kanbar)

Selain penglihatan yang tajam, beberapa hewan malam juga dianugerahi pendengaran luar biasa. Burung hantu, misalnya, punya bentuk dan posisi telinga yang tidak simetris. Mungkin terdengar aneh, tapi inilah kuncinya. Ketidaksimetrian ini memungkinkan mereka mendeteksi arah suara secara sangat akurat. Bahkan bunyi daun yang bergeser atau tikus kecil yang berjalan pelan pun bisa jadi petunjuk lokasi mangsa.

Kelelawar dan tikus tanah juga menunjukkan kepekaan luar biasa terhadap suara berfrekuensi tinggi atau rendah. Dengan kemampuan ini, mereka bisa “mendengar” lingkungan di sekitarnya tanpa perlu melihat langsung. Di kegelapan malam yang pekat, suara-suara kecil menjadi sinyal kehidupan yang sangat berarti. Sistem pendengaran mereka bukan sekadar alat bantu, tapi nyawa kedua dalam perburuan dan bertahan hidup.

3. Sistem ekolokasi seperti sonar hidup

potret kelelawar (pexels.com/Fabian Kessler)

Jika kamu mengira melihat hanya bisa dilakukan dengan mata, maka kamu perlu mengenal sistem ekolokasi. Hewan seperti kelelawar, paus bergigi, dan lumba-lumba menggunakan suara sebagai alat navigasi. Mereka mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi, lalu menangkap kembali pantulannya dari objek di sekitar mereka. Dari pantulan suara itulah mereka membentuk “peta” akustik lingkungan mereka.

Teknik ini memungkinkan kelelawar terbang di gua gelap tanpa menabrak dinding atau kawanan, serta lumba-lumba berenang mulus di laut saat malam hari. Ekolokasi bukan hanya teknologi sonar versi alami—itu adalah bukti bahwa alam punya cara sendiri untuk membekali makhluk hidup dengan alat bertahan luar biasa. Tak heran jika kemampuan ini disebut sebagai “melihat dengan telinga”.

4. Penciuman super sensitif

potret musang (unsplash.com/Job Vermeulen)

Bau mungkin tidak terlalu penting bagi manusia, tapi bagi hewan malam, penciuman adalah senjata utama. Tikus, serigala malam, dan musang punya sistem penciuman yang sangat sensitif. Mereka bisa mencium aroma mangsa, jejak kaki, bahkan keberadaan hewan lain dari jarak jauh. Hidung mereka berfungsi layaknya radar biologis yang bisa memindai area sekitar dengan ketepatan tinggi.

Kemampuan ini memungkinkan mereka bergerak di malam hari tanpa mengandalkan cahaya. Saat semua terlihat gelap dan sunyi bagi manusia, hidung hewan-hewan ini justru “melihat” peta aroma di udara. Mereka bisa menandai wilayah, mendeteksi bahaya, dan tentu saja, mencari makan. Dengan sistem penciuman sehebat ini, tak ada yang benar-benar tersembunyi di malam hari bagi mereka.

5. Deteksi getaran dan sentuhan mikro

potret laba-laba (unsplash.com/Ivan Ivanovič)

Ada makhluk yang bisa “melihat” tanpa mata dan “mendengar” tanpa telinga—mereka merasakan dunia melalui getaran. Ular, laba-laba, dan beberapa jenis kadal malam memiliki kemampuan unik ini. Ular misalnya, menggunakan organ Jacobson yang terletak di langit-langit mulut untuk menganalisis partikel bau yang dikumpulkan oleh lidahnya. Tapi bukan hanya bau, mereka juga sangat peka terhadap getaran kecil di tanah.

Laba-laba bisa merasakan getaran dari serangga kecil yang terperangkap di jaringnya, bahkan ketika malam sedang sangat sunyi. Kadal malam pun peka terhadap aliran udara dan sentuhan mikro. Sistem sensorik ini memungkinkan mereka tetap sadar akan lingkungan tanpa perlu bergantung pada cahaya atau suara. Dalam dunia gelap yang penuh risiko, kepekaan semacam ini adalah bentuk adaptasi yang mengagumkan.

6. Sensitivitas terhadap suhu tubuh mangsa

potret ular phyton (unsplash.com/Hongwei FAN)

Beberapa ular malam seperti pit viper, boa, dan python punya kemampuan nyaris supranatural—mereka bisa “melihat” suhu tubuh mangsanya. Tepat di antara mata dan hidung mereka terdapat lubang sensor panas yang disebut organ pit. Organ ini mampu mendeteksi perbedaan suhu sekecil apa pun, bahkan dalam kegelapan total.

Bayangkan sebuah kamera termal yang tertanam langsung di kepala hewan—itulah yang dimiliki ular-ular ini. Saat seekor tikus lewat, tubuhnya yang hangat akan memancarkan gelombang panas yang langsung terdeteksi. Ini memungkinkan ular menyerang dengan presisi tinggi meskipun tanpa cahaya sedikit pun. Teknologi alam ini menjadi bukti bahwa adaptasi makhluk hidup terhadap malam sangat menakjubkan.

Dunia malam memang menyimpan misteri, tapi juga keajaiban yang luar biasa. Dari mata tajam hingga radar panas alami, hewan-hewan nokturnal menunjukkan betapa hebatnya evolusi dalam menciptakan sistem sensorik yang menakjubkan. Semoga pengetahuan ini membuat kamu semakin kagum dan menghargai kecerdikan alam semesta dalam membentuk kehidupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team