"You disturb my natural emotions. You make me feel I'm dirt and I'm hurt. And if I start a commotion. I'll only end up losing you and that's worse." — Buzzcocks - Ever Fallen in Love (With Someone You Shouldn’t’ve)
Di satu titik dalam permasalahan jatuh cinta, kamu (atau setidaknya kawan atau kerabatmu) pasti pernah dihadapkan dengan situasi terobsesi dengan seseorang. Kamu tidak bisa tidak memikirkannya dan di satu sisi kamu juga tidak bisa move-on dari dia. Menariknya, secara sadar kamu juga paham kamu tidak bisa mendapatkan si dia karena tahu betul perasaannya tak tertuju kepadamu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, yang ada di pikiranmu hanya si dia. Kamu tidak bisa menjelaskan semua ini dan hanya bisa menyangkalnya dengan mengatakan, “Inilah rasanya cinta.” Sayang sekali karena obsesi ini ternyata memiliki penjelasan ilmiah secara psikologis.
Sebuah artikel di Medium tulisan Manj Bahra membeberkan tiga fakta fenomena ilmiah yang sebenarnya menjawab mengapa kamu selalu mengejar orang yang tidak menginginkanmu. Dijelaskan dalam tulisan tersebut bahwa penjelasan ini bukanlah untuk mencarikanmu solusi, melainkan untuk memberikan pemahaman mengapa kamu bisa melakukan semua ini. Setidaknya, penjelasan konsep ini bisa sedikit banyak bisa memberikan insight apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.