Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kasus kejahatan via telegraph.co.uk

Hari ini, ada banyak buku, film, atau podcast yang mengisahkan kasus kejahatan. Dari fiksi sampai peristiwa nyata, kita selalu tertarik untuk mengikuti hal-hal yang berbau kriminal. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan, mengapa kita sangat terobsesi dengan kejahatan? Menurut para ahli, berikut beberapa alasan mengapa kita menyukai kasus kejahatan.

1. Kita menganggapnya sebagai hal yang normal

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/kat wilcox)

Tidak ada yang aneh dengan menyukai kasus kejahatan. Dr. Michael Mantell, mantan kepala psikolog dari Departemen Kepolisian San Diego, mengatakan kalau itu adalah tanda bahwa pikiran kita normal dan sehat. Namun tentu saja, ada batasannya.

Menurutnya, jika yang kita lakukan hanya membaca atau menonton kasus kejahatan, maka itu normal-normal saja. Namun, jika kita terus membicarakannya, atau bahkan memiliki kliping tentang artikel kejahatan, maka itu sedikit mengkhawatirkan.

Di sisi lain, psikolog Dr. Paul G. Mattiuzzi meanggap pembunuhan sebagai "tabu" dan dorongan kejahatan yang paling mendasar dalam diri manusia. Mattiuzzi menjelaskan kalau sejak kanak-kanak, kita selalu tertarik pada gambaran kebaikan dan kejahatan, dan kasus kejahatan mewujudkan ketertarikan kita pada dinamika itu.

Oleh karena itu, kita selalu ingin tahu alasan apa saja yang telah mendorong para pembunuh untuk melakukan tindakan ekstrem ini. Tak heran kalau beberapa dari kita juga penasaran dengan latar belakang psikologi si pembunuh.

2. Kita selalu tertarik dengan "trainwreck"

Editorial Team

Tonton lebih seru di