Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Adolf Hitler dan orang-orang kepercayaannya sedang menunggu Molotov-Ribbentrop ditandatangani di Moskow. (commons.wikimedia.org/U.S. National Archive and Records Administration/Eva Braun)

Pada malam hari di bulan Februari 1933 di Berlin, kobaran api membumbung tinggi dari atap gedung parlemen yang disebut Reichstag. Polisi menangkap tersangka pembakaran, Marinus van der Lubbe, yang merupakan seorang komunis Belanda. 

Kanselir Jerman yang baru diangkat, Adolf Hitler, menyaksikan berita tentang kebakaran tersebut dan berteriak, "Tidak akan ada belas kasihan sekarang. Siapa pun yang menghalangi jalan kita akan dibantai," sebagaimana yang diungkapkan The German Historical Institute. Politikus muda dari partai Nazi itu melanjutkan, "Semua orang yang bersekutu dengan Komunis harus ditangkap. Tidak akan ada lagi keringanan hukuman bagi Demokrat Sosial juga."

Dalam waktu sebulan sejak kebakaran gedung parlemen Reichstag, Adolf Hitler diberi wewenang untuk memberlakukan undang-undang tanpa masukan dari Parlemen. Hitler mengesahkan undang-undang untuk membatasi kebebasan berbicara, melarang adanya partai politik lain, dan mengambil alih kediktatoran. Meskipun seorang diktator sejati, nyatanya Hitler tidak mampu bekerja sendiri.

Adolf Hitler dikelilingi orang-orang yang mampu ia diandalkan dan ia percaya. Di antara mereka ada Rudolph Hess, yang merupakan wakil führer, dan reichsmarschall (komandan tentara tertinggi) bernama Hermann Goering. Setiap orang di sisi Hitler punya tugasnya masing-masing untuk mewujudkan tujuan sang diktator, seperti ekspansi Jerman melalui perang, dan genosida orang-orang Yahudi melalui Holocaust. Siapa sajakah orang-orang kepercayaan Adolf Hitler? Ini faktanya!

1. Albert Speer

Menteri Persenjataan dan Amunisi Reich, Albert Speer, di markas besar Führer bersama Adolf Hitler. (commons.wikimedia.org/Heinrich Hoffmann)

Albert Speer adalah seorang arsitek yang terlatih, tetapi sebagai pejabat Nazi ia bertanggung jawab atas persenjataan. Speer menggunakan teknik produksi perakitan milik pengusaha Amerika, Henry Ford, sosok yang dikagumi oleh Adolf Hitler. Selain itu, Speer juga memperbudak jutaan orang di kamp konsentrasi Jerman, guna membuat persenjataan. 

Meskipun Albert Speer berteman dekat dengan Adolf Hitler, karena mereka memiliki minat yang sama dalam bidang arsitektur, tetapi Speer kehilangan kepercayaannya kepada Hitler menjelang akhir Perang Dunia II. Ketika Jerman di ambang kekalahan perang, Hitler mengumumkan "Dekret Nero" 1945. Tujuannya untuk menghancurkan infrastruktur Jerman agar tidak dapat digunakan oleh Sekutu. Hal ini pun terlalu berat bagi sang arsitek.

Albert Speer menolak untuk melaksanakan dekrit tersebut. Lalu, pada awal 1945, Speer mencuri gas beracun dari sebuah pabrik persenjataan untuk membunuh Adolf Hitler di bunkernya. Seperti yang ia sampaikan beberapa tahun kemudian dalam Pengadilan Nuremberg, tetapi karena masalah teknis, rencana tersebut akhirnya gagal, seperti yang dilaporkan Lillian Goldman Law Library. 

2. Joseph Goebbels

Editorial Team

Tonton lebih seru di