Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Biota Laut
Ilustrasi biota lauta yang menawan tapi diam-diam membahayakan keselamatan (flickr.com/Dean Buchholz)

Intinya sih...

  • Spons api, karang biru, dan karang api memiliki racun yang bisa menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar

  • Karang lunak mengandung senyawa kimia beracun yang dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit manusia

  • Zoanthid coral, hydra, dan Portuguese Man o’ War juga memiliki racun mematikan yang dapat menyebabkan masalah pernapasan serius hingga kematian

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keindahan laut selalu memikat siapa pun yang menyelaminya. Warna-warni karang, spons, dan aneka biota laut tampak seperti permata yang hidup di bawah air. Namun, jangan sampai terlena oleh kecantikan itu. Sebab, beberapa di antaranya justru menyimpan racun yang bisa bikin celaka kalau disentuh atau didekati.

Dari spons berwarna cerah, karang lembut yang tampak anggun, sampai koloni hidroid yang mirip perhiasan hidup—semuanya punya mekanisme pertahanan berupa racun mematikan. Inilah tujuh biota laut yang tampak indah tapi diam-diam bisa jadi mimpi buruk bagi siapa saja yang tidak hati-hati.

1. Spons api

Ilustrasi spons api yang bisa membuat kulit gatal dan terbakar ketika menyentuhnya (inaturalist.org/hydaticus)

Spons api atau Tedania ignis terlihat memesona dengan warna oranye terang yang kontras di dasar laut. Dari jauh, ia tampak seperti bunga karang yang aman untuk disentuh. Namun, begitu kulit manusia terkena, sensasi terbakar dan gatal parah langsung terasa.

Berdasarkan Jurnal Toxicon, racun pada spons api berasal dari senyawa kimia yang diproduksi untuk melindungi diri dari predator. Efeknya bisa bertahan berhari-hari dan meninggalkan iritasi serius pada kulit. Penyelam yang tidak hati-hati sering jadi korban karena tergoda dengan warnanya yang mencolok.

Meski berbahaya, spons api juga menarik perhatian ilmuwan. Senyawa yang dikandungnya sedang diteliti sebagai kandidat bahan obat, termasuk antikanker dan antivirus—dilansir dari hasil penelitian Marine Drugs.

2. Spons biru

Ilustrasi spons biru yang bisa buat luka yang lama sembuh ketika tersentuh (commons.wikimedia.org/Chaloklum Diving)

Tak banyak biota laut yang berwarna biru mencolok seperti spons ini. Di antara karang dan pasir, warnanya bagaikan batu safir yang hidup. Namun, di balik kecantikannya, Haliclona caerulea mampu menghasilkan racun yang bisa menyebabkan iritasi kulit.

Para peneliti menemukan bahwa racun dari spons biru memiliki struktur kimia unik, yang menjadikannya salah satu spesies menarik dalam dunia farmakologi. Senyawa bioaktifnya bahkan diteliti sebagai sumber obat antitumor dan antikanker—dilansir dari Indian Journal of Experimental Biology.

Namun bagi penyelam awam, spons biru tetaplah ancaman. Sentuhan kecil saja bisa menyebabkan rasa gatal, perih, dan luka yang lama sembuh. Jadi, seindah apa pun warnanya, biarkan ia tetap menjadi perhiasan laut yang hanya dilihat, bukan disentuh.

3. Karang api

Ilustrasi karang api yang bisa menyengat dan menimbulkan luka bakar ketika terkena kulit (inaturalist.org/Mohd Ariff Majmi Zaaba)

Namanya saja sudah mengingatkan pada bahaya—karang api. Bentuknya indah, sering kali berwarna kuning keemasan yang tampak bersinar di dasar laut. Banyak orang mengira ini karang hias biasa, padahal sejatinya karang api lebih dekat ke kelompok hydroid.

Menurut Wilderness & Environmental Medicine, karang api memiliki nematosis, yaitu sel penyengat mikroskopis yang bisa menyuntikkan racun saat bersentuhan dengan kulit. Sensasinya seperti terbakar, disertai rasa nyeri dan kemerahan yang bisa bertahan cukup lama.

Sedangkan penelitian lainnya juga turut mendukung bahwa sengatan Millepora spp. dapat menimbulkan luka dermatologis akut yang mirip luka bakar. Jadi, jangan pernah remehkan kecantikannya—dilansir dari The Journal of Venomous Animals and Toxins including Tropical Diseases.

4. Karang Lunak

Ilustrasi sinularia yang mengandung senyawa diterpenoid beracun dan bisa berakibat luka serius (flickr.com/Ron DeCloux)

Karang lunak sering terlihat anggun, melambai-lambai mengikuti arus laut. Warna dan teksturnya membuatnya tampak aman, bahkan sering menghiasi akuarium laut. Namun, jangan salah, beberapa jenis karang lunak mengandung racun berbahaya—terutama Sarcophyton spp. dan Sinularia spp.

Senyawa kimia yang dihasilkan karang lunak disebut diterpenoid, yang bisa sangat toksik bagi hewan maupun manusia. Bagi penyelam, kontak langsung bisa menyebabkan iritasi serius pada kulit.

Penelitian dari Pharmaceutical Biology turut menguraikan bahwa diterpenoid dari karang lunak Sinularia memiliki aktivitas sitotoksik tinggi terhadap sel kanker, tapi tetap beracun bila bersentuhan langsung.

5. Zoanthid coral

Ilustrasi karang zoantharia yang berbahaya karena racunnya bisa membunuh lewat sistem pernapasan (flickr.com/Ron DeCloux)

Jika ada biota laut yang paling berbahaya meski tampak indah, zoanthid coral layak menyandang gelar itu. Bentuknya mirip bunga kecil berwarna neon—hijau, ungu, hingga oranye. Banyak ‘penggila’ akuarium laut yang bahkan memburunya.

Namun, menurut Journal of Emergency Medicine, sebagian Zoantharia sp. mengandung palytoxin, salah satu racun paling mematikan di dunia. Bahkan, tidak perlu disentuh—uap yang terlepas saat coral ini rusak atau stres bisa menyebabkan masalah pernapasan serius, bahkan kematian.

Menurut Moore & Scheuer dari hasil penelitiannya, palytoxin merupakan salah satu racun alami terkuat yang pernah ditemukan, dengan efek toksik sistemik meski dalam dosis sangat kecil.

6. Hydra

Ilustrasi hydra yang punya nematosis dan berbahaya bagi plankton serta larva hewan air (inaturalist.org/Fero Bednar)

Hydra adalah makhluk mungil yang jarang dilihat dengan mata telanjang, tapi di bawah mikroskop, ia tampak seperti bunga kecil yang cantik. Meski ukurannya hanya beberapa milimeter, hydra dilengkapi nematosis yang bisa melumpuhkan mangsa kecil.

Bagi manusia, Hydra spp. memang tidak berbahaya. Namun, bagi plankton atau larva hewan air, racun hydra mematikan. Dengan sekali sentuhan tentakel, mangsanya lumpuh dan langsung ditelan.

Riset menunjukkan bahwa racun hydra bekerja mirip dengan racun cnidaria lain, melibatkan protein pore-forming yang sangat efektif dalam melumpuhkan mangsa—dilansir dari Scientific Correspondence.

7. Portuguese Man o’ War

Ilustrasi Portuguese Man o’ War yang mirip ubur-ubur tapi sengatannya lebih mematikan (flickr.com/Dean Buchholz)

Sekilas, Portuguese Man o’ War tampak seperti balon transparan biru-ungu yang mengapung indah di permukaan laut. Banyak orang salah mengira ia ubur-ubur, padahal sebenarnya koloni hidroid yang hidup bersama.

Keindahannya sungguh menipu. Tentakelnya bisa mencapai 30 meter, dipenuhi ribuan nematosis beracun. Sengatannya menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, kram otot, kesulitan bernapas, hingga dalam kasus fatal bisa menyebabkan kematian.

Menurut hasil penelitian dari Anais Brasileiros de Dermatologia sengatan Physalia physalis dapat menyebabkan reaksi sistemik parah, termasuk gagal jantung pada kasus ekstrem. Ini menjadikannya salah satu biota laut paling berbahaya meski tampak menawan.

Laut memang penuh paradoks, apa yang tampak indah bisa saja mematikan. Spons, karang, hydra, hingga kolonial hidroid menyimpan racun sebagai cara bertahan hidup. Namun bagi manusia, racun ini bisa jadi ancaman nyata, sekaligus peluang riset medis yang berharga.

Jadi, saat menyelam atau menjelajahi dunia bawah laut, ingatlah pepatah lama: jangan tertipu oleh keindahan luar. Karena di balik warna-warni permata laut, bisa saja tersembunyi racun yang siap mencelakakan siapa pun yang terlalu berani menyentuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team