Ketika Lenin meninggal pada Januari 1924, Stalin menyarankan agar jasadnya dibalsem agar bisa dipamerkan di depan umum meskipun mayoritas pemimpin Soviet menentang gagasan tersebut. Tidak mengherankan kalau Stalin menginginkan prosedur yang sama setelah kematiannya sendiri. Namun, prosesnya tidak semudah itu.
Pada saat Stalin meninggal, Profesor Vorobyev, yang memimpin pembalseman Lenin, juga telah meninggal. Oleh karena itu, tugas yang berat ini diserahkan kepada asisten Profesor Vorobyev, Profesor Zharsky. Sayangnya, pembalseman Stalin tidak direncanakan dengan baik mengingat kematiannya yang sangat mendadak.
Pada akhirnya, butuh waktu tujuh bulan untuk menyelesaikan proses "mumifikasi" Stalin. Tubuhnya ditempatkan di dalam kuburan kaca di samping Lenin, tetapi dipindahkan lagi ketika Nikita Khrushchev menjadi kepala negara Uni Soviet.
Setelah naik ke tampuk pemerintahan Soviet, Khrushchev langsung bertekad untuk memberlakukan kebijakan de-Stalinisasi. Khrushchev percaya kalau diktator kejam itu tidak pantas mendapat tempat di samping Lenin.
Akibatnya, delapan tahun setelah dibalsem dan dimakamkan dalam kuburan kaca, jenazah Stalin dikeluarkan dari mausoleum di Lapangan Merah dan dikubur di dekat Tembok Kremlin. Pada akhirnya, Stalin kehilangan kehormatan dan prestise yang dia yakini sebagai haknya.
Alih-alih beristirahat di samping Lenin, Stalin malah ditempatkan di samping tokoh-tokoh yang lebih rendah dari para pentolan Revolusi Rusia. Secara kebetulan, hari "penggusuran" makam Stalin bertepatan pada hari Halloween 1961.