Kremlin Moskow di pusat kota Moskow, Rusia, di tepi Sungai Moskva, bersebelahan langsung dengan Lapangan Merah dan Katedral Santo Basil (pixabay.com/Peggy_Marco)
Dilansir Britannica, sejarah Kremlin Moskow dimulai pada tahun 1156, ketika Pangeran Yury Dolgoruky mendirikan kota Moskow dan membangun tembok pertamanya yang terbuat dari kayu sebagai benteng pertahanan. Namun, seperti kota-kota Rusia lainnya, Moskow dan Kremlin awal ini sempat dihancurkan dan dibakar oleh invasi bangsa Tatar (Mongol) antara tahun 1236–1240. Untuk meningkatkan pertahanan, pada tahun 1367, Pangeran Dmitry Donskoy membangun kembali tembok-tembok Kremlin menggunakan batu putih. Sejak saat itu, Kremlin sudah menjadi pusat politik dan spiritual utama bagi Rusia, yang menampung tempat tinggal dan berbagai organisasi penting.
Perubahan terbesar terjadi pada akhir abad ke-15, di bawah kekuasaan Tsar Ivan III (yang Agung), yang ingin menjadikan Moskow sebagai "Roma Ketiga". Demi mewujudkan hal ini, ia mengundang arsitek-arsitek dari Italia untuk merombak total kompleks tersebut dan mengganti tembok batu putih dengan bata merah. Pada masa ini, dua dari tiga katedral utama yang ikonik dibangun di Lapangan Katedral, yaitu Katedral Dormisi yang menjadi pusat Gereja Ortodoks Rusia, dan Katedral Santo Mikael Malaikat Agung, yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi banyak tsar dan pangeran terkemuka Rusia.
Meskipun merupakan pusat bersejarah, Kremlin sempat kehilangan status ibu kota pada tahun 1712 ketika Tsar Peter Agung memindahkan ibu kota ke St. Petersburg, menjadikannya hanya sebagai situs seremonial.